Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir telah ada kemajuan dalam penanganan TBC, angka kejadian penyakit ini masih cukup tinggi dan menjadi tantangan besar bagi sistem kesehatan di Indonesia.
Diketahui, penurunan kasus TBC termasuk salah satu dari tiga area prioritas kesehatan yang ditekankan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia. Di samping pemeriksaan kesehatan gratis untuk semua kelompok umur dan pembangunan rumah sakit lengkap berkualitas di daerah terpencil dan tertinggal.
“Sebagai rumah sakit yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, kita memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Terutama dalam hal penanggulangan dan pengentasan penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC),” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat Rapat Koordinasi Peningkatan Kapasitas Jejaring Internal Tuberkulosis di RSUP Dr M Djamil di Aula Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Senin (18/11).
Turut dihadiri Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), Kabid P2P Dinas Kesehatan Sumbar dr Rina Sofianti MKes, Sub Koordinator P2PM Dinas Kesehatan Kota Padang Evawestari SKM MIKom, Senoir Program Officer/Public Private Mix/USAID TBPS dr Selly Pasaribu, Ketua KSM Ilmu Kesehatan Anak Dr dr Finny Fitri Yani SpA (K), dan dokter spesialis paru dr Irvan Medison SpP (K) FISR FAPSR.
Ia mengatakan rapat koordinasi ini memiliki tujuan yang penting, yaitu memperkuat pemahaman kita bersama tentang standar pelayanan dan pengelolaan TBC yang lebih baik. Termasuk mengevaluasi sistem pelayanan yang telah berjalan. “Melalui evaluasi dan pengembangan berkelanjutan terhadap sistem pelayanan, kita dapat mengetahui sejauh mana kita telah mencapai standar yang diharapkan. Dan mengetahui area-area yang masih memerlukan perbaikan atau pembenahan, serta memastikan bahwa penanganan pasien TBC lebih tepat, cepat, dan humanis,” harapnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan banyak manfaat, baik dalam peningkatan kapasitas teknis, pengetahuan, maupun dalam meningkatkan kolaborasi di antara seluruh pihak yang terlibat. “Semua tenaga medis, dari dokter, perawat, hingga tenaga pendukung lainnya, memiliki peran yang sangat penting dalam penanganan TBC,” tuturnya.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Sumbar dr Rina Sofianti MKes mengatakan penyakit TBC ini termasuk program prioritas dari bapak Presiden RI. Dan di Sumbar TBC ini salah satu yang akan masuk dalam RPJPD 2025-2045. Ada dua indikator utama yakni case notification rate dan treatment success rate yang akan menjadi kebijakan di daerah kita sampai 2045 nanti. “Jadi program TBC ini menjadi prioritas kami. Dan program TBC ini, lebih menitikberatkan kepada koordinasi bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Sub Koordinator P2PM Dinas Kesehatan Kota Padang Evawestari SKM MIKom mengatakan apa yang dilakukan RSUP Dr M Djamil ini bisa menjadi contoh atau praktim baik yang bisa ditiru oleh rumah sakit-rumah sakit lain. “Rakor ini diharapkan dapat mengevaluasi sistem pelayanan TBC yang telah berjalan selama ini,” tukasnya.(*