Dirut M Djamil Ajak Lulusan Dokter Spesialis Anak untuk Terus Mengabdi  pada Masyarakat

Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua turut menghadiri penyerahan brevet dokter spesialis anak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas di Hotel Santika Premiere Padang, Jumat (13/12). Dirut RSUP Dr M Djamil pun turut memberikan ucapan selamat kepada para lulusan yang telah berhasil melewati perjalanan panjang dan penuh tantangan.

“Keberhasilan lulusan adalah hasil kerja keras, dedikasi, dan komitmen yang luar biasa. pencapaian ini bukanlah akhir dari perjalanan lulusan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar,” kata Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat memberikan sambutan.

Turut hadir Dekan Fakultas Kedokteran Unand Prof Dr dr Afriwardi SH MA SpKO Subsp APK (K), Manajer Pelayanan Medik RSUP Dr M Djamil dr Nirza Warto SpTHT-KL (K), Kepala Program Studi Kesehatan Anak Program Spesialis Dr dr Rinang Mariko SpA(K), Ketua KSM Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr M Djamil-Fakultas Kedokteran Unand Dr dr Finny Fitry Yani SpA (K) dan civitas akademika Ilmu Kesehatan Anak serta keluarga lulusan.

Ia mengatakan sebagai spesialis di bidang kesehatan anak, lulusan memiliki peran yang  penting dalam memberikan pelayanan terbaik kepada generasi penerus bangsa. “Ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh selama masa pendidikan hendaknya menjadi bekal untuk terus mengabdi kepada masyarakat. Khususnya dalam meningkatkan derajat kesehatan anak-anak di Indonesia,” ucap dokter spesialis Fetomaternal ini.

RSUP Dr M Djamil, tegasnya, sebagai rumah sakit pendidikan dan mitra strategis Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, akan terus berkomitmen mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan. “Kami percaya bahwa sinergi antara institusi pendidikan dan layanan kesehatan akan menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat,” ucapnya.

Ia mengajak untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan pengabdian. “Ini demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kesehatan anak-anak Indonesia,” tutur Dovy.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Unand Prof Dr dr Afriwardi SH MA SpKO Subsp APK (K) mengatakan agar lulusan selalu ingat kepada almamater dimanapun berada. Dan menjadi lulusan yang dapat menggunakan kelimuan yang didapat dengan baik untuk menolong masyarakat. “Termasuk  tidak meninggalkan karakter Andalasian yang sudah ada pada lulusan,” harapnya.

Ia juga berharap para lulusan Fakultas Kedokteran dapat menjadi dokter spesialis  yang mampu berkontribusi nyata dalam pengembangan ilmu yang berkelanjutan. “Semoga dapat mengabdikan ilmunya untuk peningkatan derajat kesehatan anak dan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Ilmu kedokteran adalah ilmu yang sangat dinamis sehingga setelah lulus pun masih perlu terus meng-update ilmunya untuk tetap menjadi dokter terbaik dan humanis,” tukasnya.(*)

Evaluasi Layanan Sel Punca, RSUP Dr M Djamil Kedatangan Tim Direktorat TKPK

RSUP Dr M Djamil menerima kunjungan Tim Direktorat Tata Kelola Pelayanan Kesehatan (TKPK) Kementerian Kesehatan RI di Ruang Rapat Direksi, Jumat (13/12). Kunjungan tim Direktorat TKPK ini dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Layanan Sel Punca/Stem Cell.

“Kami menyambut baik kunjungan ini sebagai salah satu wujud komitmen kita bersama dalam mengembangkan pelayanan kesehatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang terapi sel punca,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat memberikan sambutan.

Turut dihadiri Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), Kepala Bank Jaringan dan Sel dr Benni Raymond SpBE-RE (K) serta tim. Sementara tim Direktorat TKPK yakni dr Amsal Amri MKM, dr Sabrina MARS dan Rahmania Fauzia SKM.

Tak hanya pemaparan, tim Direktorat TKPK juga mengunjungi Bank Jaringan dan Sel lantai III Gedung IPJT RSUP Dr M Djamil.

Ia mengatakan RSUP Dr M Djamil terus berupaya menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan yang unggul, termasuk dalam pengembangan terapi inovatif seperti ini. “Dalam perjalanan program sel punca di rumah sakit ini, kami telah berusaha untuk menjawab tantangan yang ada. Baik dari segi pengembangan infrastruktur, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, maupun implementasi prosedur yang sesuai dengan standar nasional dan internasional,” sebut Dovy.

Ia juga mengatakan pihaknya menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa pelayanan yang diberikan memiliki kualitas terbaik bagi masyarakat. “Kunjungan monitoring dan evaluasi ini  menjadi kesempatan bagi kami untuk mendapatkan masukan dan arahan langsung dari tim Kementerian Kesehatan dan Komite Sel Punca,” tuturnya.

Melalui diskusi dan evaluasi yang komprehensif, tutur dokter spesialis Fetomaternal ini, dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan bahwa program terapi sel punca di RSUP Dr M Djamil dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan manfaat bagi pasien. “Kerja sama yang solid antara semua pihak adalah kunci utama dalam keberhasilan program ini,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bank Jaringan dan Sel dr Benni Raymond SpBE-RE (K) mengatakan  Bank jaringan RSUP Dr M Djamil adalah suatu bank jaringan satu-satunya di luar pulau Jawa atau ke lima di Indonesia. “Bertugas untuk meneliti dan mengembangkan teknologi pengawetan jaringan biologis yang disterilkan dengan radiasi Y atau partikel elektron yang berkualitas tinggi untuk dapat diimplementasikan pada pasien yang sangat membutuhkan,” sebutnya.

Ia mengatakan produk pelayanan yang kini dihasilkan berupa produk biomaterial. Yaitu pertama bone allograft adalah operasi untuk memperbaiki dan membentuk ulang tulang yang rusak atau mengalami  penyakit tertentu. Manfaatnya memberikan suatu cacat yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau anomali, memperbaiki kerusakan tulang periodental pada kelainan rahang serta untuk operasi rekonstruksi sendi.

“Kedua amnion membrane adalah membran janin paling dalam dan berdampingan cairan amnio. Manfaatnya dapat menutup luka bakar dengan derajat 1 dan 2, dapat mengurangi rasa infeksi, mencegah infeksi dan evaporasi, dan dapat merangsang pertumbuhan jaringan epitelisasi dan granulasi,” paparnya.

Ketiga, platet rich plasma yakni plasma darah yang telah diperkaya dengan trombosit. Manfaatnya yakni merangsang pertumbuhan sel dan mempercepat proses penyembuhan. “Ke empat cangkok lemak (fat graft). Manfaatnya menambah massa dan membuat kontur,” ucap dr Benni.

Ia mengatakan pihaknya menargetkan jangka pendek berupa running lab dan perizinan. Jangka menengah berupa utlisasi laboratorium, CRU dan diklat. “Dan jangka panjang berupa produk dengan izin edar,” tukasnya. (*)

RSUP Dr M Djamil Adakan Wirid Mingguan, Bahas Keutamaan Salat Dhuha

RSUP Dr M Djamil rutin mengadakan Wirid Mingguan di Masjid Asy Syifa kompleks rumah sakit setiap Jumat. Pada Jumat (13/12) ini, wirid mingguan menghadirkan ustad Zulfi Akmal Lc MA yang membahas tentang Keutamaan Salat Dhuha.

“Salat Dhuha adalah ibadah salat sunah yang dilakukan pada awal waktu setelah 20 menit matahari terbit dan akhir waktu di seperempat siang. Salat dhuha boleh dikerjakan paling sedikit dua rakaat dan lebih banyak dengan kelipatan yang sama,” kata Ustad Zulfi Akmal Lc MA saat memberikan tausiah.

Turut dihadiri Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua, Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo, Direktur Layanan Operasional drg Ade Palupi Muchtar MARS, Ketua DWP Ny Winanda Dovy Djanas dan pengurus serta civitas hospitalia.

Sebuah hadist, kata Zulfi Akmal, menyebutkan “Kerjakanlah salat subuh kemudian tinggalkanlah salat hingga matahari terbit, sampai matahari naik. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud (menyembah Matahari).”

Ia mengatakan salat dhuha adalah bagian dari sedekah terbaik, membawa kecukupan rezeki, hingga dijanjikan pintu surga-Nya. “Setelahnya, umat muslim bisa memanjatkan doa kepada Allah Swt,” ucapnya.

Keutamaan salat duha menurut hadis yang pertama adalah sama dengan sedekah terbaik. “Meski hanya melaksanakan dua rakaat, seorang muslim dianggap telah melakukan sedekah dengan nilai yang besar,” tuturnya.

Kedua adalah akan selalu membawa kecukupan rezeki bagi yang rutin menunaikannya. Dan ketiga akan dihindarkan dari banyak keburukan. Melaksanakan salat duha di bulan Ramadhan dan waktu-waktu yang diutamakan akan menghindarkan dari keburukan.

“Adanya ikatan yang selalu ditumbuhkan setiap hari dengan Yang Maha Kuasa akan menambah besar iman dan kepercayaan bahwa Allah Swt selalu mengamati setiap perilaku kita,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua mengatakan wirid mingguan ini menjadi tempat silaturahmi bersama civitas hospitalia. “Melalui wirid mingguan ini kita dapat memperoleh pengetahuan sehingga bisa mengisi atau me-recharge pikiran kita kembali sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan,” harapnya.(*)

RSUP Dr M Djamil Terima Kunjungan Tim Bank Syariah Indonesia

RSUP Dr M Djamil menerima kunjungan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) di Ruang Rapat Direksi, Kamis (12/12). Selain mempererat silaturahmi, kunjungan BSI ini penjajakan kerja sama pemanfaatan teknologi digital produk BSI e-Health dan Transmedic.

Kedatangan tim BSI ini disambut Direktur Layanan Operasional drg Ade Palupi Muchtar MARS dan Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo. Turut juga dihadiri manajemen RSUP Dr M Djamil.

Sementara tim BSI dihadiri Branch Manager BSI Kantor Cabang Pembantu (KCP) Padang Ulak Karang Vivi Yandesti, Team Leader dari Departemen Cash Management BSI Yose Andrea dan tim serta tim Jasa Medika Transmedic.

“Kami menyambut dengan baik kehadiran tim Bank Syariah Indonesia ke RSUP Dr M Djamil. Selain pererat silaturahmi yang telah terbangun, juga sebagai ajang sharing dan penjajakan kerja sama,” kata Direktur Layanan Operasional drg Ade Palupi Muchtar MARS saat sambutan.

Ia mengatakan sebenarnya RSUP Dr M Djamil memiliki tim IT yang sudah secara mandiri mempersiapkan aplikasi-aplikasi mana yang tentunya mendukung pelayanan. “Namun ada beberapa hal yang mungkin kita perlu simplifikasi dan lebih efisien. Melalui pertemuan ini, kami akan mendapat insight yang berbeda. Harapannya akuntansi yang bisa kita adopsi atau kita pakai tentunya untuk mendukung layanan yang ada di rumah sakit,” sebutnya.

Pada pertemuan ini, sebutnya, diharapkan ada pemaparan tim BSi apa aplikasinya seperti back office dan lainnya. “Nanti selaku pengguna akan melihat ini bisa diberi rekomendasi. Dan kami pun dari dewan direksi bisa memberikan insight yang lain juga kepada Direktur Utama,” tuturnya.

Branch Manager BSI Kantor Cabang Pembantu (KCP) Padang Ulak Karang Vivi Yandesti mengatakan pihaknya berbahagia bisa hadir di RSUP Dr M Djamil untuk memperkenalkan BSI e-Health. “Produk BSI e-Health merupakan teknologi digital milik BSI yang menunjang sistem operasional rumah sakit. Seperti manajemen dan sistem keuangan serta informasi terkait rumah sakit lebih efektif serta efisien,” ucapnya.

Melalui produk BSI e-Health ini, BSI menginginkan sistem RS di Indonesia sudah terintegrasi secara digitalisasi. “Kemudian membantu masyarakat dalam mendapat pelayanan terbaik dari RS serta membantu RS dalam pengelolaan sistem informasi dan pengelolaan transaksi dengan perbankan,” tukasnya. (*)

Dirut M Djamil: Tata Kelola RS yang Baik Dorong Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan

Bisnis rumah sakit saat ini kompleksitasnya luar biasa. Tantangan yang dihadapi pun cukup berat. Apalagi rumah sakit dituntut harus mampu mengelola organisasi secara efektif dan efisien, serta tetap mengutamakan kepuasan pasien sebagai prioritas utama. Di samping memberikan layanan terbaik.

“Tak terasa kita akan menyongsong tahun 2025. Tentu kita mesti menyusun langkah-langkah strategis terhadap apa yang akan dilakukan tahun depan. Bagaimana kita melakukan program-program yang memberikan dampak pada pertumbuhan dan keberlangsungan jalannya rumah sakit,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat penutupan Seminar Tata Kelola Rumah Sakit di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Rabu (11/12).

Diketahui, seminar yang disponsori PT Beyond Medical itu telah berlangsung sejak Selasa (10/12). Dan menghadirkan narasumber yakni Konsultan Rumah Sakit dr Yanuar Jak SpOG MARS PhD FISQua MPM dan Kepala BPJS Kesehatan Padang dr Fauzi Lukman Nurdiansyah.

Turut dihadiri Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo, Direktur Layanan Operasional drg Ade Palupi Muchtar MARS, Plt Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian dr Kino SpJP (K), manajemen rumah sakit, Direksi PT Beyond Medical Warsito, dan direksi rumah sakit di Kota Padang.

Ia mengatakan RSUP Dr M Djamil adalah organisasi yang besar dan harus bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan berorientasi kepada pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Dengan peluang tersebut, kita  tidak hanya mengandalkan kepada BPJS Kesehatan saja. Akan tetapi juga membidik peluang-peluang Non-JKN,” ucap dokter spesialis Fetomaternal ini.

Ia berharap dan yakin InshaAllah organisasi RSUP Dr M Djamil di bawah UPT Kementerian Kesehatan sebagaimana dorongan yang diberikan oleh Menteri Kesehatan agar bisa melakukan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. Tentu dengan standar, mutu dan tata kelola yang baik.

“Dan kita tidak bisa lagi melihat bahwa segala sesuatu seperti dulu-dulu. Pasien adalah customer kita. Tapi bagaimana kita mempertahankan agar customer itu puas. Dan customer tersebut bisa melihat RSUP Dr M Djamil menjadi kebutuhan layanan yang mereka tuju untuk mendapat pelayanan terbaik,” tegasnya.

Dengan upaya itu, tutur Dovy, minimal rumah sakit ini mampu membiayai kegiatan yang ada. “Termasuk kegiatan untuk menginvestasikan apa-apa saja yang harus kita pelihara dan harus adakan. Tentu saya melihat peluangnya masih banyak,” sebutnya.

Ia juga mengharapkan penguatan kolaborasi antara RSUP Dr M Djamil dengan rumah sakit yang ada di Sumbar. “Kolaborasi menjadi solusi dalam meningkatkan layanan kesehatan di rumah sakit. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sehingga layanan kesehatan menjadi lebih baik untuk seluruh masyarakat,” harap Dovy.

Ia mengucapkan terima kasih kepada dua narasumber Konsultan Rumah Sakit dr Yanuar Jak SpOG MARS PhD FISQua MPM dan  Kepala BPJS Kesehatan Padang dr Fauzi Lukman Nurdiansyah. “Kami mengapresiasi  kepada dua narasumber sekaligus supporting tim PT Beyond Medical. Kami yakin InshaAllah dengan materi yang telah disajikan dua narasumber tersebut akan membuka wawasan kita. Dan sesudah seminar ini tentu ada hal-hal yang harus ditindaklanjuti dan masukan dari narasumber demi kemajuan rumah sakit ini dan peningkatan layanan kesehatan kepada masyarakat,” tukas Dovy. (*)

Kemoterapi, Prosedur Pengobatan pada Pasien Kanker

RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit rujukan nasional memiliki layanan kemoterapi di lantai 2 Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT). Layanan kemoterapi ini merupakan tindakan pengobatan yang dikhususkan untuk semua pasien yang terserang penyakit kanker.

“Kemoterapi bukanlah suatu hal menakutkan. Kemoterapi adalah prosedur pengobatan atau terapi kanker dengan memberikan obat-obatan untuk membunuh sel kanker,” kata dokter spesialis bedah onkologi dr Rahmat Taufik SpB (K) Onk di Ruang Kemoterapi RSUP Dr M Djamil, Jumat (6/12).

Jaringan tubuh kita, sebutnya, terdiri dari miliaran sel, di mana sel-sel tersebut akan terus tumbuh dan berkembang. Proses ini akan terus berjalan apabila terdapat sel yang memerlukan perbaikan. Umumnya, sel-sel dalam tubuh akan terus tumbuh dan mati dengan cara yang terkendali.

“Namun, pada kondisi kanker, sel kanker tumbuh tanpa kendali. Sehingga, dibutuhkan kemoterapi untuk menghentikan penyebaran atau memperlambat pertumbuhan sel kanker tersebut,” sebut dr Rahmat Taufik.

Ia mengatakan jika dokter menganjurkan kemoterapi agar menjalani protokol kemoterapi dengan baik. Karena itu proses dari pengobatan kanker. “Dan apabila kita jalani dengan baik dan benar, InshaAllah penyakit kanker yang diderita sembuh,” tegasnya.

Ia mengatakan lama pengobatan kemoterapi ini tergantung dari penyakit kanker dialami pasien. “Ada yang menjalani sampai enam siklus, ada empat siklus tergantung  penyakitnya. Dan tergantung pada macamnya ada satu hari rawatan dan ada dirawat beberapa hari,” paparnya.

Ia menyebutkan kadang ada efek samping diterima selama menjalani kemoterapi. Efek samping itu tidak selalu ada pada semua pasien. Efek samping ini bisa berupa mual, muntah atau rontoknya rambut. “Tapi itu bersifat individual. Artinya tidak semua pasien kemoterapi yang menjalani hal itu,” tuturnya.

Untuk mengatasi efek samping tersebut, sebut dr Rahmat Taufik, maka setiap pasien pulang dari kemoterapi biasanya diberikan obat-obatan. Jika terjadi mual dan muntah disesuaikan dengan dietnya dan aktivitas tubuh setelah kemoterapi.

“Kalau seandainya gejalanya betul-betul tidak bisa diatasi maka berobatlah ke pusat kesehatan terdekat. Jika tidak bisa ditangani maka dirujuk ke IGD RSUP Dr M Djamil untuk mengatasi efek samping tersebut,” sebutnya.

dr Rahmat Taufik menekankan bagi masyarakat yang masih ragu dengan kemoterapi, silakan datang ke RSUP Dr M Djamil. “Di sana masyarakat dapat melihat  bagaimana proses kemoterapi itu sendiri. Dan melihat pasien-pasien yang menjalani kemoterapi tersebut dilayani dengan baik,” tukasnya. (*)

Dirjen Yankes Kemenkes Lantik Tujuh Pejabat Fungsional Dokdiknis RSUP Dr M Djamil

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr Azhar Jaya SH SKM MARS secara resmi melantik dan mengambil sumpah tujuh pejabat fungsional ahli utama dokter pendidik klinis ahli utama dan madya RSUP Dr M Djamil bersama dengan pejabat fungsional ahli dan perpindahan ke dalam jabatan fungsional di lingkungan Kemenkes. Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan itu berlangsung di Kementerian Kesehatan secara virtual, Rabu (11/12).

Ketujuh pejabat fungsional yang dilantik yakni dr Fauzar SpPD (K) (dokter pendidik klinis ahli utama), dr Citra Kiki Kevani SpJP (dokter pendidik klinis ahli madya), dr Yulia Margaretta Sari SpOG (K) (dokter pendidik klinis ahli madya). dr Rony R SpB (dokter pendidik klinis ahli madya), dr Rohayat Bilmahdi Simajuntak SpPD (dokter pendidik klinis ahli madya), dr Fanny Adhy Putri SpN (dokter pendidik klinis ahli madya) dan dr Dessy Mizarti SpP (dokter pendidik klinis ahli madya).

Turut disaksikan Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua (K), Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), Direktur Layanan Operasional drg Ade Palupi Muchtar MARS, Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo serta Plt Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian dr Kino SpJP (K) di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan secara virtual.

Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dr Azhar Jaya SH SKM MARS mengatakan tugas utama UPT rumah sakit Kementerian Kesehatan adalah pertama memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Minimal setara dengan rumah sakit di Asia. “Kedua, melakukan pendidikan dan penelitian berbasis klinis. Dan ketiga melakukan pengampuan terhadap rumah sakit lainnya,” sebutnya.

Terkait jabatan fungsional maka itu terkait dengan fungsi kita memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Dan ini harus dicermati betul oleh para pejabat fungsional. Karena sekali lagi ujung tombak dari Kementerian Kesehatan adalah UPT yang memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ucap dr Azhar Jaya.
Ia mengatakan tentu saja dengan memberikan pelayanan ini, maka kita harus melakukan tiga hal. Pertama pelayanan harus berorientasi kepada pasien.
“Pasien maunya apa, itu yang harus kita kerjakan. Kalau Anda menjadi pasien kita umpamakan masuk ke rumah sakit berharap nggak antre dan nggak susah. Itu yang disebut pasien orientasi,” sebutnya.

Kedua, berorientasi terhadap pelayanan klinis. Di mana pelayanan yang harus diberikan dengan baik, sesuai standar dan dengan peralatan canggih serta manajemen yang baik.
“Ketiga tata kelola rumah sakit. Rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan sudah melakukan transformasi yang luar biasa. Dan saya mengucapkan terima kasih atas dukungan semua,” ucapnya.

Namun demikian, tutur dr Azhar Jaya, terkait jabatan fungsional, para pejabat yang dilantik harus melaksanakan sesuai tahapan dan peraturan yang ada. “Untuk jejang utama, bukan merupakan hak pejabat yang dilantik. Tapi diraih dengan prestasi. Begitu mencapai jenjang utama masa pensiunnya 65 tahun. Ini adalah orang-orang yang istimewa. Orang-orang yang bisa memberi contoh kepada jenjang di bawahnya,” tegasnya.

Ia menekankan orang-orang dengan jenjang utama ini harus disiplin, tidak pernah kena tindakan indisipliner. Kemudian pasiennya banyak, datang ontime, dan tepat waktu. “Sehingga dia masuk kinerjanya kuadran I,” tukasnya. (*)


RSUP Dr M Djamil Berikan Dukungan untuk Program Subspesialis Bedah

RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit tipe A telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidian Utama Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Sebagai rumah sakit pendidikan utama, RSUP Dr M Djamil memiliki komitmen kuat untuk mendukung proses pendidikan dan pelatihan klinis, termasuk Program Subspesialis Bedah.

“Dengan dukungan sumber daya manusia yang kompeten, fasilitas kesehatan yang memadai, dan kolaborasi yang harmonis, kami optimistis dapat memberikan kontribusi nyata dalam mencetak tenaga medis subspesialis yang berkualitas dan kompeten,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat Asesmen Lapangan Akreditasi Minimum

Program Studi Bedah Program Subspesialis Fakultas Kedokteran Unand di Aula Prof dr M Syaaf Fakultas Kedokteran Jati, Selasa (10/12).

Turut hadir Tim Asesor Akreditasi LAMPT-Kes yakni Dr dr Muhammad Arifin Parenrengi SpBS (K), dr Bermansyah SpB SpBTKV Subsp VE (K) FCSI, Sekretaris LPM Unand Dr Elly Delfia MHum, Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar Syaiful Jamal SKM, wakil dekan Fakultas Kedokteran Unand, Kepala Departemen Bedah dan Ketua Prodi Bedah Fakultas Kedokteran Unand/RSUP Dr M Djamil dan staf bedah.

Ia mengatakan Alhamdulillah, pada hari ini akan dilakukan visitasi oleh Tim Asesor Akreditasi LAMPT-Kes dalam rangka akreditasi Program Studi Bedah program subspesialis di Fakultas Kedokteran Unand.

“Atas nama RSUP Dr M Djamil, saya mengucapkan selamat datang kepada tim asesor yang telah meluangkan waktu untuk melaksanakan tugas penting ini,” ucap dokter spesialis Fetomaternal ini.

Ia menekankan kegiatan asesmen ini merupakan salah satu tonggak penting dalam perjalanan Program Studi Bedah Subspesialis FK Unand. “Tidak hanya akan menentukan status akreditasi, tetapi juga menjadi cerminan mutu pendidikan yang diusung oleh program studi ini,” ucap Dovy.

Dekan Fakultas Kedokteran Unand Prof Dr dr Afriwardi SH MA SpKO Subsp APK mengatakan dukungan yang diberikan RSUP Dr M Djamil memang dibutuhkan program subspesialis ini. “Mudah-mudahan support itu pada saat kita mendapatkan catatan-catatan kecil nanti, mungkin saja catatan-catatan tersebut akan menjadi perhatian bagi rumah sakit pendidikan utama ini,” sebutnya.

Sehingga, tutur Prof Afriwardi, kerja sama yang diharapkan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni tersebut adalah memang dapat kita bersamakan. “Dan InshaAllah ini akan menjadi lebih baik dan Allah akan meridhoi apa yang kita lakukan,” tukasnya.(*)

Gelar Seminar Tata Kelola RS, Dirut M Djamil: Tantangan Pelayanan Kesehatan semakin Kompleks

Tantangan dalam dunia pelayanan kesehatan semakin kompleks. Rumah sakit tidak hanya dituntut untuk memberikan layanan kesehatan yang berkualitas. Akan tetapi juga harus mampu mengelola organisasi secara efektif dan efisien, serta tetap mengutamakan kepuasan pasien sebagai prioritas utama.

“Sebagai salah satu rumah sakit rujukan, RSUP Dr M Djamil terus berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada keselamatan pasien, mutu layanan, dan inovasi teknologi medis,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat pembukaan Seminar Tata Kelola Rumah Sakit di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Selasa (10/12).

Pada kesempatan itu, Dirut juga memaparkan profil dan rencana pengembangan masterplan RSUP Dr M Djamil.

Seminar yang disponsori PT Beyond Medical dan berlangsung hingga Rabu (11/12) itu menghadirkan narasumber Konsultan Rumah Sakit dr Yanuar Jak SpOG MARS PhD FISQua MPM. Dan narasumber lainnya yakni Kepala BPJS Kesehatan Padang dr dr Fauzi Lukman Nurdiansyah.

Turut dihadiri, Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo, manajemen rumah sakit, Direksi PT Beyond Medical Warsito dan direksi rumah sakit di Kota Padang.

Selain itu, sebutnya, RSUP Dr M Djamil juga berperan aktif dalam pendidikan dan penelitian, sejalan dengan misinya untuk mendukung transformasi kesehatan. “Seminar Tata Kelola Rumah Sakit ini merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen kami untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan,” ucapnya.

Dokter spesialis Fetomaternal ini mengatakan seminar ini akan membahas berbagai topik strategis. Seperti kepuasan pasien dalam manajemen layanan, penerapan good governance dalam strategi bisnis. Keterlibatan manajemen terhadap mutu layanan dengan keseimbangan profitabilitas.

“Dinamika kebijakan rumah sakit dalam kondisi krisis, hingga pelayanan berbasis pasien (patient-centered care). Semua ini merupakan elemen krusial yang menjadi fondasi dalam tata kelola rumah sakit yang unggul,” papar Dovy.

Konsultan Rumah Sakit dr Yanuar Jak SpOG MARS PhD FISQua MPM saat pemaparan materi Kepuasan Pasien dalam Manajemen Layanan mengatakan munculnya aneka kritik, aduan hingga komplain atau keluhan dari masyarakat di rumah sakit sebagai lembaga pelayanan publik yang bergerak di bidang kesehatan, menjadi satu hal lumrah. Wajar dan sudah menjadi konsekuensi logis yang tak bisa dihindarkan.

“Komplain atau keluhan itu harus dihadapi dan dikelola dengan profesional. Dengan harapan agar setiap aduan dan komplain masyarakat sebagai pengguna jasa layanan (baik pasien, keluarga pasien maupun warga lainnya) bisa menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan,” tuturnya.

Ia menekankan MPP merupakan garda pertama yang menerima aduan dari masyarakat, sebelum nantinya dilanjutkan ke direksi. “MPP inilah yang menjadi fasilitator antara pihak pasien dengan rumah sakit. Dan MPP jugalah yang menyelamatkan rumah sakit,” tegasnya.

Ketua PERSI DKI Jakarta ini mengatakan MPP tersebut berperan menjaga jangan sampai pasien komplain terhadap layanan. “Satu ruangan MPP itu maksimal 25 bed. MPP inilah yang keliling setiap hari untuk mensortir dan mencari informasi,” sebutnya.

Ia mengatakan agar kepala unit ruangan dan MPP terawasi, perlu disisip manajemen di dalamnya. “Ada manajemen yang disisip di dalam. Bagaimana excellencenya itu terjaga. Bagaimana kita tahu akhirnya pasien itu puas,” harap dr Yanuar Jak. (*)

Dirut RSUP Dr M Djamil Imbau Direktorat Pelajari PMK Terbaru Penerapan Manajemen Risiko

RSUP Dr M Djamil menerima kunjungan Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Senin (9/12). Kunjungan tim Itjen tersebut untuk menyosialisasikan KMK No HK.01.07-MENKES-1354-2024 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Kemenkes sekaligus melakukan pendampingan pengisian kertas kerja penilaian risiko.

“Aturan KMK tentang Penerapan Manajemen Risiko ini merupakan aturan yang baru di lingkungan Kementerian Kesehatan. Untuk itu masing-masing direktorat di RSUP Dr M Djamil untuk bisa mempelajari dan membahas aturan ini,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua.

Sosialisasi tersebut turut dihadiri Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), Direktur Layanan Operasional drg Ade Palupi Muchtar MARS, Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo, Plt Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian dr Kino SpJP (K) dan manajemen.

Ia mengatakan acuan dari manajemen risiko tersebut suatu hal yang menjadi syarat untuk pengajuan. “Apakah itu pengajuan anggaran, pengajuan hal-hal kita memang pantas tidak dalam hal ini. Di dalam pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan renstra dan kebutuhan anggaran berdasar pada manajemen risiko,” tuturnya.

Ia mengatakan dengan pola yang baru dalam aturan ini, kita bisa nanti memanfaatkan waktu bersama tim Itjen. “Sehingga nanti kita benar-benar bisa melaksanakan kegiatan manajemen risiko yang memang menjadi panduan kita di dalam pelaksanaan mengambil keputusan, hal-hal yang berhubungan dengan menghindari risiko yang kita lakukan terhadap yang dilakukan di unit,” tuturnya.

Nanti, sebut Dovy, unit akan berkoordinasi dengan direktorat terkait. Sehingga bisa menjadi acuan kita termasuk dia sebagai pimpinan satuan kerja. “Saya kira ini merupakan hal yang penting maka akan kita tindaklanjuti,” harapnya.

Sementara Tim Itjen Kemenkes Faisal mengatakan tujuan umum manajemen risiko yang diatur dalam PMK tersebut adalah penciptaan dan pelindungan nilai organisasi. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja, mendorong manajemen yang proaktif.

Kemudian memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan, meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi. “Meningkatkan kepatuhan terhadap perundang-perundangan, meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan dan meningkatkan ketahanan organisasi,” paparnya.

Ia memaparkan manfaat manajemen risiko di lingkungan Kementerian Kesehatan yakni meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, kinerja efektivitas dan efisiensi organisasi. Meningkatkan akuntabilitas organisasi, meningkatkan mutu informasi untuk pengambilan keputusan serta meningkatkan hubungan baik dengan pemangku kepentingan.

“Manajemen risiko di lingkungan Kementerian Kesehatan dilaksanakan berdasar prinsip manajemen risiko ISO 31000:2018,” sebutnya.

Ia menyebutkan ada enam kategori risiko di lingkungan Kementerian Kesehatan. Yakni risiko kebijakan, risiko reputasi, risiko fraud, risiko legal, risiko kepatuhan dan risiko operasional. “Langkah-langkah mengidentifikasi risiko tersebut adalah menentukan kategori risiko yang menjadi dasar identifikasi, melakukan identifikasi kejadian risiko yang mungkin terjadi berdasar kategori tersebut. Dan mengaitkan risiko yang diidentifikasi dengan sasaran organisasi yang relevan,” tukasnya. (*)

WeCreativez WhatsApp Support
Jam Layanan Informasi : Senin s/d Kamis jam 07.45 wib s/d 16.15 Istirahat jam 12.00 wib s/d 13.00 wib Jumat 07.45 wib s/d 16.45