Dirut RSUP Dr M Djamil: Patologi Klinik Bagian Inti Proses Pelayanan Rumah Sakit

Departemen/Program Studi Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP Dr M Djamil diharapkan mengambil peran dalam melakukan dan memberikan pelayanan maupun pendidikan di rumah sakit utama pendidikan RSUP Dr M Djamil. Pasalnya, patologi klinik merupakan bagian inti dari suatu proses layanan di rumah sakit.

“RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit pendidikan tentu membutuhkan dukungan bersama termasuk patologi klinik. Dengan harapan agar proses-proses layanan di rumah sakit ini bisa ditingkatkan,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Departemen/Program Studi Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Program Studi Patologi Klinis Program Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (2/10).

Raker yang berlangsung di Ruang Konferensi Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium RSUP Dr M Djamil itu turut dihadiri Ketua Departemen Patologi Klinik Dr dr Zelly Dia Rofinda SpPK Subsp B D K T (K) Subsp H K (K), Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Unand Dr dr Efrida SpPK (K) MKes, Ketua Program Studi Patologi Klinis Program Spesialis Fakultas Kedokteran Unand Dr dr Rikarni Subsp H K (K) Subsp Onk (K), Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Universitas Andalas Dr dr Arina Widya Murni SpPD-KPsi MKes FINASIM dan dosen Patologi Klinis.

Ia mengatakan patologi klinik memiliki peran yang krusial dalam proses penegakan diagnosis dan penanganan penyakit. Tanpa dukungan dan kerja keras dari tim patologi klinik, banyak keputusan klinis yang tidak dapat diambil dengan tepat.

“Jika berbicara pada penegakan diagnosis penyakit, kalau nggak ada patologi klinik gak akan jalan. Oleh karena itu, bagian ini bagian inti dari suatu proses layanan di rumah sakit,” tegas Dovy.

Berbicara ouput, tutur Dovy, sebagai rumah sakit pendidikan RSUP Dr M Djamil tentunya menghasilkan sumber daya manusia berkualitas. Salah satunya menghasilkan dokter-dokter spesialis patologi klinis yang akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Apalagi, sesuai kebutuhan sumber daya manusia kesehatan, dokter-dokter spesialis patologi klinis dinilai masih kurang terutama di rumah sakit daerah,” tuturnya.

Ia mengajak jajaran Patologi Klinik fokus pada peningkatan kualitas layanan dan pendidikan, serta pengembangan profesionalisme  sebagai tenaga medis. “Sehingga kita dapat mencetak peserta didik kita menjadi tenaga spesialis yang profesional,” harapnya.

Dovy mengatakan rapat kerja kali ini adalah kesempatan yang baik untuk mengevaluasi kinerja, mendiskusikan tantangan yang dihadapi, merencanakan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan pelayanan dan pendidikan. “Saya percaya, dengan kolaborasi dan komunikasi yang baik di antara kita, kita dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Patologi Klinis Program Spesialis Fakultas Kedokteran Unand Dr dr Rikarni Subsp H K (K) Subsp Onk (K) mengatakan target dari rapat kerja ini salah satunya profil lulusan. “Bagaimana profil lulusan ini memenuhi kebutuhan rumah sakit. Bagaimana lulusan kita memiliki akhlak yang mulia dan berperan aktif dalam keseharian,” tuturnya.

Dimana, sebut Dr dr Rikarni, sesuai yang diharapkan profil lulusan itu mampu sebagai manajer, mampu memimpin dan mengelola laboratorium klink yang baik. Sehingga dapat mewujudkan laboratorium klinik yang terstandar dan sesuai dengan standardisasi internasional.

“Dan mampu bekerja sama dengan dokter klinisi, tenaga teknisi dan teman sejawat. Kemudian pemimpin komunitas dan masyarakat, melakukan suatu layanan, pengabdian masyarakat, melakukan penelitian bersama, dan mampu menatalaksana layanan laboratorium klinik yang baik sehingga memuaskan pihak terkait dan semua pihak,” tukasnya.(*)

RSUP Dr M Djamil Tandatangani Komitmen Bersama Transformasi Budaya BerAKHLAK

Momentum Peringatan Kesaktian Pancasila, RSUP Dr M Djamil menandatangani komitmen bersama transformasi budaya BerAKHLAK. Ini sebagai wujud RSUP Dr Djamil siap bertransformasi menjadi rumah sakit yang unggul dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Komitmen bersama ini ditandatangani oleh Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua, Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), manajer, asisten manajer, kepala KSM dan civitas hospitalia.

“Bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, RSUP Dr M Djamil meluncurkan dan mengikrarkan transformasi budaya kerja BERAKHLAK,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua usai Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Selasa (1/10).

Ia menegaskan tentunya budaya BerAKHLAK yang akan dijalankan ini bukan hanya sekadar slogan. Akan tetapi ini adalah komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang penuh dengan integritas, profesionalisme, dan rasa tanggung jawab. “Saya percaya, dengan budaya ini, kita akan semakin meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” tutur dokter spesialis Fetomaternal ini.

Dia mengajak seluruh hospitalia di RS Dr. M Djamil Padang untuk bersemangat, bersinergi, dan menjadi contoh teladan dalam mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK. Berorientasi kepada pelayanan, akuntabel, kompeten  harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif dalam setiap tindakan.

“Inilah momen kita untuk menunjukkan bahwa kita siap bertransformasi menjadi rumah sakit yang unggul dalam pelayanan, sekaligus tempat kerja yang membanggakan,” tegasnya.

Diketahui, makna dari Core Values ASN BerAKHLAK. Yakni Berorientasi Pelayanan, artinya ASN dituntut memahami dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan dan solutif serta dapat diandalkan. Kemudian, akuntabel yang bermakna bahwa seorang ASN harus dapat melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

ASN juga harus kompeten, artinya mampu meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah-ubah.

Harmonis, artinya setiap ASN harus bisa menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Lalu core values Loyal, yang mana seorang ASN harus bisa memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD 1945, setiap pada NKRI serta pemerintahan yang sah. 

Terakhir, Adaptif dan Kolaboratif yang bermakna seorang ASN mampu untuk cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas. (*)

RSUP Dr M Djamil Peringati Hari Kesaktian Pancasila

RSUP Dr M Djamil melaksanakan upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Selasa (1/10). Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua bertindak selaku inspektur upacara.

Tahun ini Hari Kesaktian Pancasila memasuki peringatan yang ke-59 tahun. Tema Hari Kesaktian Pancasila yang diusung pada tahun ini, yaitu “Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas.” Tema tersebut sejalan dengan visi Indonesia yang ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan menjadikan Pancasila sebagai landasannya.

Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua berkesempatan membacakan teks ikrar Kesaktian Pancasila yang ditandatangani Ketua DPR RI Dr H C Puan Maharani. Ini sebagai bentuk sumpah kesetiaan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara dan Indonesia sebagai negara tanah kelahiran.

“Ikrar, dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami yang melakukan upacara ini menyadari sepenuhnya bahwa sejak diproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 1945 pada kenyataannya telah banyak terjadi rongrongan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Dovy saat membacakan teks ikrar.

Bahwa rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan Bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai ideologi Negara; bahwa dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, Bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; maka di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di RSUP Dr M Djamil ditandai dengan hening cipta, pembacaan teks Pancasila, pembacaan Pembukaan UUD 1945 dan pembacaan Ikrar Kesaktian Pancasila. (*)

Mengenal Pengantar Orang Sakit di RSUP Dr M Djamil

Langkah Edi Hutabarat dengan kereta dorongnya terlihat cepat namun berirama menyambut pasien yang tiba di pelataran dekat Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr M Djamil.

Dengan senyum ramah, Edi kemudian membawa pasien yang sedang sakit itu masuk ke poliklinik yang dituju untuk mendapatkan tindakan dari dokter.

“Fokus pekerjaan saya adalah mengantarkan pasien ke ruangan,” kata Edi.

Setelah pasien selesai mendapat perawatan di poliklinik, pasien biasanya akan di antar ke ruangan lain. Seperti radiologi dan laboratorium untuk tindakan berikutnya sesuai anjuran petugas.

Seberat atau seringan apapun berat badan pasien, tak ada alasan bagi Edi untuk bekerja lambat. Ia harus bekerja ekstra cepat, dalam hitungan menit, bahkan detik. Pasien harus segera dibawa ke ruangan yang semestinya.

Bisa dibayangkan tanpa Edi, bagaimana pasien-pasien itu dibawa. Hal itu tak mungkin dilakukan dokter atau perawat karena tugasnya fokus menangani pasien. Jika dokter atau pasien melakukan apa yang dilakukan Edi, pekerjaan mereka pun bisa terganggu.

Itulah sedikit gambaran soal profesi Edi sebagai pengantar orang sakit (POS) di RSUP Dr M Djamil. Ia telah bekerja di rumah sakit milik pemerintah itu sejak 2008 sampai sekarang.

“Saya melakoni pekerjaan sebagai pengantar orang sakit sejak tahun 2008 sampai sekarang. Sebagai petugas POS saya membantu pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan untuk diantar ke ruang rawatan, radiologi dan laboratorium,” tutuer Edi.

Dalam sehari, ia rata-rata mengantarkan 20 sampai 25 pasien. “Saya mengantarkan pasien menggunakan brankar atau kursi roda,” ucapnya.

Selama bertugas menjadi petugas POS, tutur Edi, pasien yang telah dibantu menganggapnya sebagai keluarga sendiri. “Dengan anggapan itu, merasa keluarga saya pun bertambah,” tutur Edi.

Ia pun menceritakan pengalamannya. “Setiap di jalan jika bertemu, selalu ada memanggil nama saya. Dan saya pun heran dan saya pun tak tahu. Dan dia berkata terima kasih, Pak. Lupa bapak sama saya,” ungkapnya.

Edi pun berpikir ini orangnya siapa. Ternyata orang itu bilang yang pernah ia tolong dulu. “Mereka berkata terima kasih bapak telah banyak menolong dan membantu selama berobat di M Djamil ini,” ucapnya seraya menirukan ucapan orang tersebut.

Edi selalu bekerja tulus dan ikhlas. Ia pun bersyukur pasien yang dibantu tersebut menganggapnya sebagai keluarga mereka.

“Saya berharap RSUP Dr M Djamil terus memberikan pelayanan terbaik demi kenyamanan pasien dan keluarga. Karena prioritas pasien adalah prioritas bagi rumah sakit,” tukas Edi.

Diketahui, petugas pengantar orang sakit ini bertugas menjemput pasien di instalasi rawat jalan atau IGD. Kemudian mengantarkan pasien yang telah mendapatkan penanganan medis ke ruang lain sesuai arahan petugas poliklinik atau IGD. Serta menjaga kebersihan kursi roda atau brankar. (*)

RSUP Dr M Djamil Terima Kunjungan Tim Asesmen Sentinel Survelains PIE

RSUP Dr M Djamil menerima kunjungan dari Tim Direktorat Survelians dan Karantina Kementerian Kesehatan di Ruang Rapat Direksi, Jumat (27/9). Kunjungan ini dalam rangka asesmen pemilihan rumah sakit sentinel surveilans penyakit infeksi emerging berbasis sindrom dan laboratorium.

Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo mewakili Direktur Utama menyambut kunjungan rombongan yang dipimpin drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Kepala Tim Kerja Penyakit Infeksi Emerging Ditjen P2P).

“Sebagai rumah sakit rujukan utama di wilayah Sumatera bagian Tengah, RSUP Dr M Djamil memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung program surveilans yang bertujuan untuk mendeteksi dini dan memitigasi risiko penyebaran penyakit infeksi emerging. Seiring di tengah dinamika kesehatan global yang semakin kompleks, kecepatan dan ketepatan dalam mendeteksi munculnya penyakit baru menjadi sangat krusial dalam upaya kita melindungi kesehatan masyarakat,” kata Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo saat membacakan sambutan direktur utama.

Ia mengatakan pihaknya menyambut baik dilaksanakannya asesmen ini. Hal tersebut sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi tantangan kesehatan yang terus berkembang, khususnya dalam surveilans penyakit infeksi emerging.

“Dengan adanya implementasi surveilans berbasis sindrom dan laboratorium ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mendeteksi dan merespons dengan lebih cepat terhadap ancaman penyakit infeksi baru,” tuturnya.

Ia juga berharap melalui proses asesmen ini, sinergi antara rumah sakit, laboratorium, dan dinas kesehatan akan semakin kuat. “Sehingga kita dapat bersama-sama memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kesehatan masyarakat,” ucapnya.

Kepala Tim Kerja Penyakit Infeksi Emerging Ditjen P2P drh Endang Burni Prasetyowati MKes mengatakan tim kerja melakukan asesmen surveilans untuk penyakit infeksi emerging berbasis enam sindrom. Dan kemudian juga ditegakkan melalui diagnosis laboratorium.

Enam sindrom yang menjadi fokus utama tersebut. Yakni sindrom pernapasan akut, sindrom lumpuh layu akut, sindrom kuning akut dengan demam, sindrom demam berdarah virus. Sindrom ensefalitis akut dan sindrom ruam akut.

“Kita harapkan nanti jika satu fasilitas kesehatan atau rumah sakit sebagai lokus untuk sentinel surveilans ini, kita melihat kesiapannya apa saja. Mulai dari kesiapan ruang rawatan untuk penyakit infeksi emerging dan sumber daya manusia,” ucapnya.

Karena ini surveilans, sebut drh Endang, membutuhkan sumber daya manusia atau tim klinisi. “Bagaimana tim klinisi ini mampu untuk menemukan atau mendeteksi suspect penyakit infeksi emerging. Kemudian bagaimana koordinasinya dengan rumah sakit ini. Karena surveilans ini ada enam sindrom faktor utama tentu beberapa divisi yang diperlukan tentu perlu koordinasi yang baik antar divisi. Sehingga awarness tim klinisi untuk mengerjakan perihal ini dapat terlaksana dengan baik,” ungkap drh Endang.

Ia menekankan dari sisi laboratorium, sudah sejauhmana kapasitasnya, pemeriksaan lanjutannya seperti apa dan akses laboratorium rujukannya seperti apa. “Ini akan kita diskusikan lebih lanjut,” tukasnya.

Selain pemaparan kesiapan penyakit infeksi emerging RSUP Dr M Djamil dan paparan sentinel surveilans penyakit infeksi emerging berbasis sindrom dan laboratorium dari tim Asesement Kemenkes. Juga dilakukan diskusi tool asesmen dan diakhiri kunjungan lapangan ke laboratorium, ruang isolasi, IGD dan rekam medis. (*)

Wirid Mingguan M Djamil, Teliti Dulu Kebenaran Informasi yang Diterima

Seseorang tidak boleh langsung percaya dengan informasi, kabar atau berita secara langsung. Hal ini karena fitnah itu amatlah kejam. Bahkan sangking kejamnya muncul istilah, fitnah lebih kejam dari pembunuhan.

“Oleh karenanya, dalam firmanNya Surah Al Hujurat ayat 6, Allah SWT mengingatkan hambaNya untuk selalu memeriksa terlebih dahulu ketika mendapatkan kabar,” kata Ustad Mulkarim Lc MA saat Wirid Mingguan RSUP Dr M Djamil di Masjid As Syifa kompleks rumah sakit, Jumat (27/9).

Turut dihadiri Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua, Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo, Direktur Layanan Operasional drg Ade Palupi Muchtar MARS dan civitas hospitalia.

Ia mengatakan dalam surat Al Hujurat ayat 6 itu memberikan tuntunan kepada kaum muslim agar berhati-hati dalam menerima berita terutama jika bersumber dari orang yang fasik. “Perlunya berhati-hati dalam menerima berita adalah untuk menghindarkan penyesalan akibat tindakan yang diakibatkan oleh berita yang belum diteliti kebenarannya,” sebutnya.

Ustad mengatakan sebuah berita memiliki potensi untuk menimbulkan fitnah dan ghibah di antara masyarakat. “Dari ghibah atau fitnah tersebut bisa menimbulkan kekacauan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati ketika menerima kabar terutama kabar bohong,” tuturnya.

Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua mengatakan wirid mingguan ini merupakan salah satu program rutin yang diadakan oleh RSUP Dr M Djamil untuk meningkatkan kualitas spiritual dan moral.

Dikatakan, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

“Kami berharap dengan tausiah yang disampaikan semoga para civitas hospitalia dapat lebih mengutamakan urusan menggapai rahmat Allah SWT tanpa mengabaikan akhirat,” tukas dokter spesialis Fetomaternal ini.(*)

RSUP Dr M Djamil Terima Kunjungan Indosopha Sakti

RSUP Dr M Djamil menerima kunjungan dari PT Indosopha Sakti di Ruang Rapat Direksi, Kamis (26/9). Selain silaturahmi, kunjungan ini untuk penjajakan kerja sama pengembangan alat kesehatan high-tech bidang onkologi.

Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua dan Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo berkesempatan menyambut rombongan PT Indosopha Sakti.

“RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan di mana berperan penting dalam hal memudahkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan. Selain itu, juga berperan penting untuk peningkatan kualitas pelayanan dan penerapan teknologi di bidang kesehatan,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua.

Turut hadir Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo, Dr dr Syamel Muhammad SpOG Subsp Onk (K), manajer dan asisten manajer. Sementara dari PT Indosopha Sakti dihadiri Direktur Utama PT Indosopha Sakti Frederic Guiraud.

RSUP Dr M Djamil, sebut Dovy, memiliki layanan unggulan berupa kanker, jantung, stroke dan uronefrologi (KJSU). Tentu membutuhkan alat penunjang medis yang canggih. Salah satunya layanan onkologi.

“Kementerian Kesehatan pun telah membentuk center onkologi bukan KSM lagi. Dan RSUP Dr M Djamil menargetkan akan menjadi Pusat Onkologi. Pasalnya rumah sakit ini telah memiliki di antaranya onkologi bedah, onkologi kebidanan, onkologi degistif, onkologi hematologi dan onkologi bedah,” ucapnya.

Ia mengatakan dengan menghadirkan alat penunjang medis canggih pada bidang onkologi, pelayanan dan tindakan kepada pasien menjadi lebih cepat dan akurat. “Sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin optimal tentunya,” harap Dovy.

Sementara Direktur Utama PT Indosopha Sakti Frederic Guiraud berkesempatan memaparkan profil PT Indosopha Sakti sebagai perusahaan multinasional yang bergerak di bidang distribusi peralatan medis high-tech. Salah satu peralatan medis yang akan dipasarkan yakni HIPEC (Hyperthermic Intraperitoneal Chemotherapy).

“Kemoterapi Intraperitoneal Hipertermik (HIPEC) adalah proses di mana kemoterapi yang dipanaskan dipompa langsung ke perut setelah operasi. Prosedur ini dilakukan bersamaan dengan operasi kanker atau dikenal dengan operasi CRS (Cytoreductive),” tuturnya.

Rawatan ini, sebutnya, hanya digunakan untuk orang yang menderita kanker yang telah menyebar di dalam perut. “Karena mereka adalah kelompok yang paling mungkin melihat manfaat dari pengobatan ini,” sebut Frederic seraya mengatakan pembedahan dengan HIPEC telah terbukti secara signifikan meningkatkan harapan hidup dan mengurangi tingkat kekambuhan kanker pada pasien tertentu.(*)

Asman Monev Layanan Keperawatan M Djamil Wakili Indonesia ke Kongres WCET-ASCN 2024

Kongres World Council of Enterostomal Therapists (WCET)-Association of Stoma Care Nurse (ASCN) 2024 digelar di Scottish Event Campus (SEC) Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, Sabtu (28/9) hingga Selasa (1/10). Asisten Manajer Monev Pelayanan Keperawatan RSUP Dr M Djamil Lina Febrianti SKep MKep akan menjadi salah satu perwakilan Indonesia.

Pada kesempatan itu, Lina Febrianti bakal menyampaikan presentasi ilmiah dalam bentuk poster dengan mengambil tema Closed Suction System for The Management of Wound Care An Enterocutaneous Fistula: A Case Study.

“Saya bersyukur menjadi salah satu perwakilan Indonesia pada Kongres WCET-ASCN 2024 di Skotlandia. Ini sebuah kesempatan yang baik tentunya dalam membangun jejaring sekaligus menambah khasanah pengetahuan bidang perawatan luka dan stoma,” kata Lina Febrianti SKep MKep.

Ia mengatakan presentasi ilmiah yang bakal ditampilkan ini sebuah studi kasus perawatan luka atau wound care dengan sistem penyedotan tertutup di RSUP Dr M Djamil.

Kesimpulan dari studi kasus tersebut, tindakan perawatan luka dengan sistem penyedotan tertutup mendorong proses penyembuhan luka pada luka fistula enterokutaneus. Ini memberikan perlindungan kulit, pengendalian cairan tubuh yang dikeluarkan dan pengendalian bau yang tidak diinginkan.

“Studi kasus ini telah dibuktikan dengan penyusutan ukuran luka dan jumlah pengendalian cairan tubuh yang dikeluarka setelah sistem CSS. Baik faktor intrinsik dan ekstrinsik penting untuk mempercepat proses penyembuhan luka,” tuturnya.

Dalam studi kasus itu, ia pun memberikan saran untuk penelitian lanjutan. Pertama mengidentifikasi efektivitas penyembuhan luka pasien dengan fistula melalui CSS dengan menggunakan ukuran sampel yang lebih besar dan kelompok kontrol.

“Dan kedua mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi proses penyembuhan luka pada pasien fistula yang menggunakan CSS,” ucap Lina.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada tim dokter dan perawat yang telah membantunya dalam studi kasus ini. “Terima kasih juga pada jajaran direksi dan civitas hospitalia RSUP Dr M Djamil atas dukungannya,” ucap Lina.

Sementara Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua mengatakan atas nama direksi dan civitas hospitalia merasa bangga atas kiprah Lina Febrianti SKep MKep yang membawa nama RSUP Dr M Djamil ke kancah dunia.

“Kami juga memberikan apresiasi atas dedikasi beliau selama ini. Buktinya beliau diundang untuk mengikuti Kongres WCET-ASCN 2024 sekaligus presentasi poster ilmiah,” tutur Dovy.

Ia berharap ke depannya, ini menjadi dorongan dan semangat bagi  perawat-perawat di RSUP Dr M Djamil lainnya untuk berkiprah di berbagai ajang maupun kongres baik nasional maupun internasional. “Mudah-mudahan ini membawa kemajuan pada rumah sakit,” tukasnya.

Diketahui, delegasi Indonesia dalam Kongres WCET-ASCN 2024 berjumlah 15 orang. Tiga di antaranya berasal dari Sumbar termasuk Lina Febrianti SKep MKep. (*)

Workshop Endoscopy, Dirut M Djamil: Tingkatkan Kompetensi Dokter Spesialis Bedah

Puluhan dokter spesialis bedah mengikuti Workshop Upper and Lower Endoscopy di Auditorium Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Rabu (25/9). Workshop yang merupakan rangkaian dari P2B2 PABI XXI ini dibuka oleh Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQUA.

“Workshop ini merupakan kegiatan yang penting untuk meningkatkan kompetensi dokter spesialis bedah terutama dalam memberikan layanan yang lebih presisi dan lebih baik. Baik bersifat diagnostik maupun terapi,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil saat memberikan sambutan.

Ia mengatakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran, khususnya endoskopi, berkembang sangat pesat. Oleh karena itu, penting bagi para dokter spesialis bedah untuk terus mengasah kemampuan dan keahliannya agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.

“Jadi dengan teknik ini akan lebih memaksimalkan dan mengoptimalkan tata laksana pasien yang berhubungan dengan keluhan saluran pencernaan,” harapnya.

Ia berharap dengan workshop ini dapat membantu teman-teman sejawat dapat meningkatkan level kompetensi dalam tindakan endoskopi. Sehingga teman-teman sejawat yang sudah dibekali ilmu dalam workshop ini untuk bisa lebih prepare atau menyiapkan apakah nanti pasiennya perlu dirujuk atau penatalaksana lebih baik lagi ke RSUP Dr M Djamil.

“Karena RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit tersier atau rujukan terakhir saat ini mempunyai dokter-dokter spesialis subspesialis yang kompeten yang dapat menatalaksana pasien-pasien khususnya dengan keluhan di saluran pencernaan. Ini sebagai upaya dapat meningkatkan akses masyarakat dan kepuasan pasien di dalam mendapatkan pengobatan yang baik di bagian atau khusus spesialisasi saluran pencernaan ini. Sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” harap Dovy.

Ketua KSM Bedah RSUP Dr M Djamil Dr dr M Iqbal Rivai SpB Subsp BDK mengatakan workshop ini sebagai tool ahli bedah dalam hal menegakkan diagnosis. Seperti dalam penyakit-penyakit saluran pencernaan bagian atas terdeteksi dengan endoscopy bagian atas atau disebut juga dengan esofagogastroduodenescopy. “Dengan teknik ini kita bisa memeriksa tumor atau hanya sekadar infeksi atau disebut masyarakat sebagai penyakit maag,” ucapnya.

Ia berharap setelah workshop ini, para peserta dapat melanjutkan dengan magang. Salah satu pusat magang di Indonesia adalah RSUP Dr M Djamil. “Kebetulan rumah sakit ini  memiliki pusat diklat yang diakui Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan kolegium dan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia. Magang itu berlangsung satau atau dua bulan atau tergantung kasus,” ucapnya.

Ia berharap juga dokter-dokter spesialis bedah ini bekerja di rumah sakit daerah dapat mengisi dan memanfaatkan alat-alat endoskopi yang diberikan oleh pemerintah. “Pasalnya alat-alat yang diberikan itu belum termanfaatkan maksimal,” harapnya.

Sementara Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia Cabang Sumbar Dr dr Erwan Bardam SpB MARS FICS FINACS mengatakan sebenarnya ada 12 workshop yang diadakan pada rangkaian P2B2 PABI XXI. Dua workshop diantaranya dilaksanakan di RSUP Dr M Djamil. Yakni workshop laparoskopi dan workshop endoskopi.

“Tujuan workshop ini untuk meningkatkan kompetensi dokter spesialis bedah dalam menegakkan diagnostik dan terapi terhadap kasus-kasus yang berhubungan dengan laparoskopi dan endoskopi khususnya untuk bedah digestif,” sebutnya.

Workshop laparoskopi dan endoskopi ini, sebutnya, berkat kerja sama dengan RSUP Dr M Djamil dan KSM Bedah. “Tujuannya diadakan di RSUP Dr M Djamil agar masyarakat mengetahui rumah sakit ini layanannya apa, peralatannya apa dan apa yang bisa dilakukan di sini,” ucap dr Erwan Bardam.

Ia mengatakan Sumbar dengan memiliki 70 rumah sakit dengan rumah sakit pusat rujukannya RSUP Dr M Djamil, kasus-kasus yang sulit yang tidak dapat menegakkan diagnosa dengan pemeriksaan bisa dapat merujuknya.

“Karena RSUP Dr M Djamil sudah memiliki dokter spesialis bedah digestif yang mahir menggunakan teknologi seperti laparoskopi dan endoskopi. Jadi kita membuka mata masyarakat dan dokter spesialis bedah yang pendidikan bukan di Sumbar dan praktiknya di Sumbar ini. Jika ada kasus yang tak bisa ditangani di daerah dapat langsung merujuk ke RSUP Dr M Djamil,” tukasnya.(*)

Tak Sangka, M Djamil Bisa Kembalikan Wajah Istriku

Masih ingat dengan pasien serangan hewan buas beruang di Pasaman Barat, Mas Abidah (40)? Secara umum kondisi pasien yang menjalani perawatan di RRI Bedah Umum RSUP Dr M Djamil saat ini dalam keadaan stabil dan membaik.

“Kondisi istri saya stabil. Sudah bisa duduk dan makan. Namun karena usai operasi pada bagian bibir, untuk makan kini menggunakan selang,” kata suami Mas Abidah, Abdul Gafur (42).

Istri pun, katanya, sudah bisa berbicara dan sudah jelas apa yang dibicarakan. “Termasuk juga sudah bisa berjalan meski harus dipapah,” tutur Raja–panggilan akrab Abdul Gafur.

Ia merasa bersyukur dengan kondisi istrinya saat ini. “Sempat ada rasa kekhawatiran sebelum dirujuk ke M Djamil. Setelah dirujuk, istri saya selamat. Dan tak menyangka, M Djamil bisa mengembalikan wajah istri saya kembali. Dan anak saya masih memiliki ibu,” tuturnya.

Ia bersyukur atas keadaan istrinya yang sudah membaik. “Dan pelayanan yang maksimal diberikan RSUP Dr M Djamil terhadap istri saya,” ucap Raja.

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang menangani pasien, dr Deddy Saputra SpBP-RE Subsp LBL (K) mengatakan pasien Mas Abidah telah menjalani empat tahapan operasi untuk mengembalikan bentuk wajahnya setidaknya mendekati seperti baik dan untuk dilihat sama orang. “Operasi tahap ke empat dilakukan lebih ke finishing untuk membuat hidung dan bibirnya,” tuturnya.

Pasien ini, tutur Dedy, karena beruang yang sangat acak menyerang pasien ini mengakibatkan wajah, kulit kepala, tangan kanan, tungkai kiri dalam kondisi hancur. Dan menjadi masalah adalah wajah pasien. Karena pada wajahnya mulai dari hidung, mata kiri beserta kelopak mata, bagian sisi dan di atas telinga, dan bibir atas hilang.

“Secara umum wajah pasien lebih dari 50 persen hilang,” ucapnya.

Dedy memaparkan pada operasi tahap ke empt telah dilakukan memodali hidung dan bibir atas yang sudah hilang. “Kita gunakan daging dan kulit atau diistilahkan flap dari flap di dahi, flap dari pipi kanan, flap dari wajah bawah dan leher kanan,” paparnya.

Ia menyebutkan operasi sendiri telah berlangsung sejak 10 hari lalu dan membutuhkan waktu ini selama 4,5 jam. “Pasca-operasi, Alhamdulillah sudah tertutup semua bagian-bagian wajah yang hilang. Hidung sudah kita bentuk dengan kulit dahinya, mata dan kelopak matanya sudah kita tutup. Bibir atas kita bentuk dari bagian bibir bawah bisa kita modifikasi atau rekonstruksi membentuk bibir atasnya,” papar Dedy.

Dari kondisi pemantauan setelah operasi ke empat ini dan mengevaluasi kondisi umum dan kondisi lokal dari penyembuhan luka-luka dan penyembuhan flapnya itu telah dinilai penyembuhannya baik. “Dengan penilaian itu, kita merencanakan untuk memperbolehkan pasien untuk pulang atau rawat jalan,” ungkapnya.

Ia menekankan yang menjadi masalah adalah adanya kendala dari psikis pasien. Sempat mental pasien agak jatih akan tetapi dengan dukungan tim psikiater RSUP Dr M Djamil, pasien dapat pulih kembali secara psikologis.

Masalah kedua, masalah gizinya. Karena bedah plastik melakukan dengan banyak flap. Untuk di sisi kanan saja menggunakan lima flap. “Dimana di dalam mulut intraoralnya banyak juga jahitan. Kondisi demikian kita koordinasikan dengan bagian gizi, bagaimana sebaiknya pasien melakukan diet,” ucap Dedy.

Maka, kata Dedy, diputuskan pada operasi ke empat ini pasien dipasang selang nasogastrik (NGT) untuk memberikan makan pada pasien. “Pemasangan selang NGT ini bertujuan agar tidak membasahi atau mencemari luka operasi yang ada di dalam mulutnya,” sebutnya.

Sementara Direktur Utama RSUP Djamil Padang Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua mengatakan RSUP M Djamil Padang sudah melakukan perawatan optimal terhadap pasien ini dengan tim multidisiplin yang dibentuk. “Mulai dari dokter bedah tulang, dokter bedah plastik, dokter mata dan semua dokter telah dibentuk melakukan perawatan yang cukup baik dan optimal,” tuturnya seraya mengatakan mohon doanya untuk kesembuhan pasien dan optimalisasi dalam penyembuhan terhadap kondisi pasien.

Sebagaimana diketahui, seorang petani karet di Pasaman Barat bernama Mas Abidah dilaporkan mengalami luka parah di bagian tubuhnya usai diserang beruang. Dia diserang saat sedang menyadap karet.

Dia pun saat ini harus mendapatkan sejumlah perawat intensif di RSUP M Djamil Padang akibat serangan hewan buas itu. Sementara kejadian itu dilaporkan terjadi pada Kamis (8/8) lalu.(*)

WeCreativez WhatsApp Support
Jam Layanan Informasi : Senin s/d Kamis jam 07.45 wib s/d 16.15 Istirahat jam 12.00 wib s/d 13.00 wib Jumat 07.45 wib s/d 16.45