Awalnya Hanya Berbaring Lama, Kini Nadira Bisa Duduk dan Berjalan

RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit rujukan di wilayah Sumatera Barat khususnya Sumatera Bagian Tengah tiada henti memberikan layanan optimal kepada pasien. Hal itu dirasakan oleh Lili, warga Muko-Muko Bengkulu yang anaknya bernama Nadira, 12, menjalani perawatan di RSUP Dr. M. Djamil.

“Saya merasakan layanan optimal yang diberikan RSUP Dr. M. Djamil. Anak saya Nadira saat ini sudah bisa jalan, tangannya sudah bisa digerakkan dan bisa berbicara,” kata Lili di Instalasi Rehabilitasi Medik, Selasa (21/1).

Ia mengatakan sudah delapan kali anak semata wayangnya menjalani sejumlah terapi di Rehabilitasi Medik. “Alhamdulillah anak saya dilayani dengan baik. Dan Nadira pun semangat menjalani terapi. Hingga memperlihatkan perkembangan signifikan selama menjalani terapi,” tuturnya terharu.

Lili mengatakan menurut keterangan dokter,  adanya massa di otak Nadira. Anaknya ini pun sempat menjalani perawatan dan operasi di salah satu rumah sakit di Jakarta. “Setelah operasi itu, Nadira kembali pulang ke Bengkulu. Tapi, penyakitnya itu kambuh kembali. Bahkan dia hanya bisa berbaring dan tidak bisa duduk. Tidak bisa berjalan dan tangannya pun tidak bisa digerakkan,” ucap Lili.

Melihat kondisi demikian, tutur Lili, Nadira pun dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil. Setelah  dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter, ternyata masih banyak massa ditemukan di otak Nadira. “Operasi kedua pun dilakukan,” ucap Lili.

Usai operasi itu, sebut Lili, Nadira seperti habis tenaga. Tidak bisa berjalan dan hanya berbaring. Bahkan merasa mual untuk miring. “Melihat kondisi Nadira seperti itu, dokter spesialis bedah syaraf menyarankan untuk menjalani fisioterapi. Saran dokter tersebut, saya ikuti,” sebutnya.

Lili menyebutkan setelah menjalani beberapa kali terapi, Nadira sudah bisa duduk, bisa jalan, dan berbicara. Karena adanya gangguan pada mata, ia belum bisa melihat. Akibatnya, untuk berjalan masih meraba-raba. “Tapi Alhamdulillah kami senang Nadira mengalami banyak perkembangan dari sebelumnya,” ucap Lili seraya mengatakan hari ini (22/1), ia dan Nadira akan pulang ke Muko-Muko Bengkulu.

Ia mengucapkan terima kasih atas layanan yang diberikan tim medis dan tenaga kesehatan RSUP Dr. M. Djamil kepada anaknya. “Saya merasa puas atas layanan yang diberikan selama anak saya menjalani perawatan di sini,” tutur Lili.

Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dr. Riri Prima Yolanda, Sp.KFR, Ped (K) mengatakan awalnya pasien datang ke Instalasi Rehabilitasi Medik sekitar empat bulan lalu yang dikonsulkan dari bedah syaraf setelah mendapatkan titisan terkait adanya massa di kepala. Saat datang itu, Nadira sudah immobilisasi atau berbaring lama sekitar empat bulan.

“Jadi datang dengan kondisi lemah anggota gerak terkait dengan immobilisasinya. Kemudian Nadira tidak mampu untuk miring. Bahkan merasa mual untuk miring dan tidak mampu duduk. Dan Nadira juga mengalami gangguan visual,” sebutnya.

Nadira pun, tuturnya, sangat sedih dengan kondisinya dan sedikit hopeless. Dia khawatir tidak bisa lagi kembali ke aktivitas semula. “Awalnya kami melakukan asesmen dan memberikan mini goal kepada Nadira. Mini goal awalnya kita mengharapkan Nadira mampu duduk dengan sandaran,” tuturnya. 

Kemudian, kita bikin mini goal kedua. Setelah  berhasil mencapai Nadira duduk tanpa sandaran. Semangat Nadira pun kembali muncul.  “Ia pun belajar berdiri dengan pegangan dan berjalan dengan menggunakan trial bars. Alhamdulillah selama satu bulan terapi di sini, akhirnya Nadira bisa kembali berjalan dengan menggunakan alat bantu,” ucap dr. Riri.

Ia mengatakan tidak hanya itu, karena Nadira seorang remaja masih ingin mempunyai akses dengan kawan-kawan secara online. “Kami juga membantu bagaimana Nadira bisa menggunakan handphone dan mengatur  setingan handphone sehingga sesuai dengan kebutuhannya,” tuturnya.

Ia mengatakan saat ini Nadira bisa menggunakan handphonenya cukup dengan  menekan nanti akan keluar suara. Nadira pun bisa menggunakan WhatsApp, mengakses YouTube dan lainnya. “Sehingga aktivitas Nadira sebagai seorang remaja tetap bisa terjalankan,” ungkapnya seraya berharap Nadira bisa mencapai pemulihan yang lebih baik. (*)

RSUP Dr. M. Djamil Adakan Wirid Mingguan, Kaji Memperkokoh Keimanan

RSUP Dr M Djamil kembali melaksanakan kegiatan rutin Wirid Mingguan di Masjid Asy-Syifa, Jumat (24/1). Kegiatan Wirid Mingguan ini menghadirkan ustad Kamrizal, Lc, MA, yang membahas tentang mengarungi kehidupan dengan keimanan yang kokoh.

“Iman merupakan salah satu pilar utama dalam kehidupan seorang muslim. Iman yang kuat dapat menjadi sumber kekuatan yang besar dalam menghadapi berbagai rintangan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak jarang iman kita terkadang tergoyahkan oleh berbagai masalah dan rintangan yang dihadapi,” kata Ustad Kamrizal, Lc, MA.

Wirid mingguan ini turut dihadiri Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua dan civitas hospitalia beserta pengurus DWP RSUP Dr. M. Djamil.

Ia mengatakan tingkatan iman yang dimaksud Rasulullah adalah buah dari keimanan kita kepada Allah. Semakin kita beriman kepada Allah seharusnya dibuktikan dengan semakin banyaknya ketaatan kita kepada Allah. “Semakin kuat iman yang bersemayam di dalam diri kita, maka kita semakin takut dan khawatir apabila mengerjakan apa yang dilarang oleh Allah SWT,” ucapnya.

Oleh karena itu, sebut Kamrizal, saat iman turun dalam artian ketaatan kita kepada Allah turun, maka tidak ada obat yang lebih mujarab daripada kita kembali kepada Allah dengan membaca Al Quran. “Kemudian  melakukan istighfar, dengan kemudian bertaubat, dengan mendekatkan diri kepada majelis-majelis ilmu, kepada masyarakat-masyarakat yang saleh yang bisa mengembalikan kita kepada ketaatan kepada Allah SWT,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP Dr. M Djamil Dr. dr. Dovy Djanas Sp.OG., KFM., MARS., FISQua mengatakan wirid mingguan ini menjadi tempat silaturahmi bersama civitas hospitalia. “Melalui wirid mingguan ini kita dapat memperoleh pengetahuan sehingga bisa mengisi atau me-recharge pikiran kita kembali sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan,” harapnya.(*)

RSUP Dr. M. Djamil Sambut Baik Peran Strategis INA-CRC Kembangkan CRU

RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit pendidikan utama dan pusat rujukan di wilayah Sumatera Bagian Tengah, memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung pengembangan riset yang inovatif. Dalam konteks dunia kesehatan yang terus berkembang, inovasi dalam riset klinis menjadi sangat krusial.

“RSUP Dr. M. Djamil menyambut baik peran strategis INA-CRC (Indonesia Clinical Research Centre) dalam pengembangan Clinical Research Unit (CRU). Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan membuka banyak peluang baru dalam bidang penelitian klinis. Pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang kami berikan kepada masyarakat,” kata Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua saat Road Show INA-CRC di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Kamis (23/1).

Road Show secara virtual ini bertemakan “Peran Strategis INA-CRC dalam Pengembangan Clinical Research Unit (CRU) untuk Mendukung Inovasi Riset Klinis”. Menghadirkan narasumber Kepala Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan Indri Rooslamiati, M.Sc., Apt, Manajer Penelitian RSUP M. Djamil dr. Zulda Musyarifah, Sp.PA, FIAC, IFCAP dan Principal Investigators Uji Klinis RSUP M. Djamil dr. Asrawati, Sp. A, Subps.TKPS (K), M. Biomed, FISQua.

Turut hadir Direktur Medik dan Keperawatan Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp.THT-KL (K), Plt Direktur SDM Pendidikan dan Penelitian dr. Kino, Sp.JP (K), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah dr. Rendri Bayu Hansah, Sp.PD FINASIM, Dekan Fakultas Kedokteran UNP Dr. dr. Rika Susanti, Sp.FM(K). Kemudian peserta road show.

Ia mengatakan keberadaan CRU di rumah sakit kita bukan hanya sekadar sebagai fasilitator riset. Tetapi juga menjadi motor penggerak bagi lahirnya inovasi-inovasi baru dalam dunia kesehatan. “Melalui pengembangan CRU, kita dapat memastikan bahwa penelitian yang dilakukan lebih terstruktur dan terstandardisasi. Tentunya lebih memberikan manfaat yang nyata bagi pasien dan perkembangan ilmu kesehatan,” ucapnya.

Melalui CRU, sebut Dovy, juga dapat mendorong terciptanya berbagai riset yang relevan. Termasuk pengembangan produk kesehatan yang inovatif, terutama produk buatan dalam negeri.  “Dengan kemampuan dan kemandirian dalam menghasilkan produk lokal berkualitas, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, tetapi juga meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional,” tuturnya.

Tentunya Ia mengapresiasi peran INA-CRC sebagai wadah yang menghubungkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, industri, dan fasilitas pelayanan kesehatan, untuk memperkuat ekosistem riset klinis di Indonesia. “Kerjasama semacam ini penting untuk memastikan riset yang kita lakukan memiliki dampak nyata bagi peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat,” tegasnya.

Kepala Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan Indri Rooslamiati, M.Sc., Apt mengatakan INA-CRC merupakan langkah maju menuju transformasi penelitian klinis dan menempatkan Indonesia sebagai pusat penelitian klinis bertaraf internasional. Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/MENKES/1458/2023 tentang Penyelenggaraan Penelitian Klinik di Rumah Sakit, dengan tujuan memfasilitasi dan mengoordinasikan Clinical Research Units (CRU) di seluruh rumah sakit di Indonesia.

“Salah satu rumah sakit yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI untuk CRU ini adalah RSUP Dr. M. Djamil. Dan kini rumah sakit ini bekerja sama dengan Harrison AI tentang teknologi AI untuk Radiologi/Chest X-Ray dan CT Brain. Ini sebuah kemajuan dalam penelitian klinis bagi rumah sakit ini,” tukasnya. (*)

Kenali Varises, Pemicu, Gejala, Pencegahan dan Terapi yang Tepat

Mungkin banyak diantara kita yang pernah mengalami kondisi abnormal pada bagian betis kaki, dimana pembuluh darah vena tampak timbul atau menonjol di permukaan kulit. Umumnya kondisi pembuluh darah vena tersebut, memanjang, melebar, dan berliku-liku, disertai rasa pegal, kram, nyeri, maupun kesemutan gatal, itulah yang disebut varises.

“Varises adalah pelebaran pembuluh darah balik atau vena yang berkelok-kelok yang ditandai dengan tidak berfungsinya katup vena,” kata Ketua Divisi Vaskular dan Endovaskular RSUP Dr. M Djamil Dr. dr. Raflis, Sp.B, Subsp. BVE (K) saat Seminar Terapi Terkini Varises dan Skrining Varises di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Kamis (23/1).

Ia menjelaskan pemicu dari varises di antaranya berdiri terlalu lama, obesitas, kehamilan, obat-obat kontrasepsi. Kemudian umur, faktor genetik dan hormonal. “Varises ini lebih banyak dialami oleh perempuan, dibanding pada laki-laki, karena dipengaruhi oleh faktor hormonal,” sebutnya.

Ia mengatakan umumnya gejala yang timbul dari varises berupa kram di kaki, gatal-gatal terutama daerah dekat pembuluh darah, pergelangan kaki yang membengkak, warna gelap. Otot mudah kaku atau pegal, terutama jika berdiri terlalu lama.

“Kemudian nyeri kaki di malam hari, pembuluh darah yang tampak menonjol dan bewarna ungu tua atau biru, sering muncul seperti tali di kaki. Serta nyeri yang memburuk setelah duduk atau berdiri untuk waktu yang lama,” paparnya seraya menyebutkan sementara gejala berat dan komplikasi berupa borok kaki, pendarahan, dan peradangan kronis pembuluh darah tungkai (tromboflebitis).

Ia menyebutkan untuk pencegahan varises ini berupa makan makanan bergizi dan olahraga teratur, hindari berdiri terlalu lama dan sedapat mungkin melakukan relaksasi jika dalam aktivitas sehari-hari berdiri lama, hindari duduk lebih lama dengan kaki menyilang dimana posisi ini dapat menghambat aliran darah dari tungkai ke jantung.

Kemudian hindari pemakaian pakaian bawah yang terlalu ketat, jika sedang bepergian jauh usahakan meluruskan kaki secara berkala dan   memijit-mijit tungkai sehabis bepergian. “Gunakan kaos kaki elastis untuk mencegah penekanan pada tungkai. Dan menggunakan sepatu dengan hak rendah,” ucapnya.

Jika tidak diobati, varises di kaki dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang serius. Beberapa komplikasi varises kaki yang dapat terjadi yakni dermatitis stasis kronis dengan infeksi jamur atau bakteri, tromboflebitis dapat berkembang dalam varises.

“Pigmentasi di sekitar pergelangan kaki (akibat endapan pigmen hemosiderin pada kulit). Tukak kulit dan pendarahan (jarang),” sebutnya.

Sementara itu, dokter subspesialis vaskular endovaskular dr. Hippocrates Kam, Sp.B, Subsp. BVE (K) mengatakan varises memiliki berbagai modalitas terapi dengan indikasi dan pertimbangan masing-masing. Prinsip terapi ini yakni membantu memperbaiki aliran balik vena, menutup vena inkompten, dan memperbaiki hipertensi vena yang terjadi.

“Jenis terapi varises ini berupa thermal ablation, cyanoacrylate glue ablation, mechanicochemical ablation, foam scleroteraphy, venous stripping, dan medical stocking),” ucapnya.

Ia menyebutkan tindakan EVLA (Endovenous Laser Ablation) merupakan salah satu alternatif terapi varises yang sudah tersedia di RSUP Dr. M. Djamil.  “EVLA adalah sebuah metode pada penanganan varises dengan memanfaatkan teknologi laser untuk memulihkan kondisi pembuluh darah vena yang mengalami pembengkakan sehingga dapat meminimalisir tindakan invasive bedah,” paparnya.(*)

RSUP Dr. M. Djamil Adakan Seminar Terapi Terkini Varises dan Skrining Varises

RSUP Dr. M. Djamil mengadakan seminar Terapi Terkini Varises dan Skrining Varises di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Kamis (23/1). Seminar ini  relevan mengingat tingginya prevalensi penyakit tersebut di masyarakat pada saat ini.

“Varises, yang sering kali dianggap hanya sebagai masalah estetika, sebenarnya dapat berdampak serius pada kualitas hidup pasien jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, skrining dini dan terapi yang tepat menjadi kunci untuk mencegah komplikasi yang lebih serius,” kata Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua saat sambutan.

Seminar tersebut menghadirkan narasumber Dr. dr. Raflis, Sp.B, Subsp. BVE (K), dr. Yudi Ichsan Ramata, Sp.B, Subsp. BVE (K), dr. Hippocrates Kam, Sp.B, Subsp. BVE (K). Tidak hanya pemaparan materi, tapi juga skrining varises dengan USG doppler gratis.

Turut juga dihadiri Plt Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian dr. Kino, Sp.JP, (K),  Manajer Diklat Ns. Venny Dwita Zola Anwar, S.Kep dan tim, serta peserta seminar.

Seminar ini, tutur Dovy, tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan metode terapi terbaru. “Akan tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran kita semua akan pentingnya skrining varises secara dini. Dengan demikian, kita dapat memberikan penanganan yang lebih efektif dan efisien kepada pasien,” ucap dokter spesialis Fetomaternal ini.

Ia berharap melalui seminar ini, para peserta dapat memperoleh wawasan baru dan mendalam tentang pendekatan terbaru dalam penanganan varises, termasuk teknologi dan metode skrining yang lebih efektif. “Tidak hanya itu, kita juga berharap seminar ini dapat menjadi ajang diskusi yang produktif, sehingga kita semua dapat berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain,” harap Dovy.

Dovy menekankan RSUP Dr. M. Djamil selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik dengan mengedepankan teknologi terkini dan pendekatan multidisiplin. “Kegiatan seminar ini merupakan salah satu langkah konkret untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan agar mampu memberikan solusi yang efektif dan berbasis bukti kepada masyarakat,” tutur Dovy.

Sementara itu, Ketua Divisi Vaskular dan Endovaskular Dr. dr. Raflis, Sp.B, Subsp. BVE (K) mengatakan seminar ini bertujuan untuk pengenalan dini tentang varises kepada peserta. Sehingga bagaimana mengubah pola hidup dan perilaku yang berisiko terhadap penyakit varises.

“Di samping seminar, kami juga melakukan skrining untuk peserta yang memang merasa adanya varises,” ucapnya.

Ia berharap melalui seminar tersebut dapat membuka wawasan tentang varises dan terapi terkini varises.”Dan dapat memberikan manfaat bagi peserta tentunya,” harap Dr. dr. Raflis. (*)

Tim Bank Jaringan dan Sel RSUP Dr. M. Djamil Padang Lakukan Kunjungan ke RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Tim Bank Jaringan dan Sel RSUP Dr. M. Djamil Padang melakukan kunjungan ke RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada hari Selasa (21/1). Kunjungan tersebut berkaitan dengan pelayanan stem cell atau sel punca.

Kedatangan tim Bank Jaringan dan Sel RSUP Dr. M. Djamil Padang yang dipimpin Direktur Layanan Operasional drg. Ade Palupi Muchtar, MARS itu disambut Direktur Perencanaan dan Pengembangan Strategi Layanan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Dr. dr. Arif Rahman Sadad, Sp.KF (K), M.Si, MED, SH, DHM.

Turut mendampingi Direktur Layanan Operasional RSUP Dr. M. Djamil Padang yakni Kepala Bank Jaringan dan Sel dr. Benni Raymond, Sp.BE-RE (K) serta tim dan Manajer Hukum dan Humas Nova Afriani, SH, MH. Sementara dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta  Kepala Instalasi Teknologi Kedokteran  Sel Punca Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT (K) serta tim.

“RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo sebagai RS UPT telah melakukan layanan stem cell. Dan tentu RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit  rujukan wilayah Sumatera Bagian Tengah dan  sebagai rumah sakit pengampu di wilayah Sumatera juga berharap dapat memberikan layanan stem cell ini kepada masyarakat,” kata Direktur Layanan Operasional RSUP Dr. M. Djamil drg. Ade Palupi Muchtar, MARS di Ruang Rapat Direksi B dan C Gedung Kiara Lantai 12.

Ia mengatakan stem cell dapat digunakan untuk layanan terapi tersandar dan penelitian berbasis layanan terapi. “Saat ini RSUP Dr. M. Djamil sudah memiliki laboratorium stem cell dan sedang dalam pengurusan izin laboratorium dan izin pengolahan stem cell. Untuk itu perlu kerja sama antara RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan RSUP Dr. M. Djamil baik untuk layanan terapi maupun penelitian berbasis layanan terapi. Baik dalam hal sumber daya manusia dan supervisi layanan terapi sel maupun kegiatan penelitian berbasis layanan terapi,” tutur drg. Ade.

Kepala Instalasi Teknologi Kedokteran Sel Punca Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT (K) mengatakan instalasi ini merupakan unit pelayanan non-struktural di dalam organisasi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta yang berperan sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan dan penelitian berbasis pelayanan terapi teknologi sel punca. Dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Perencanaan dan Pengembanganan Strategi Layanan.

“Memiliki fungsi yakni pengelolaan produksi dan pelayanan sebagai bentuk pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan teknologi kedokteran sel punca. Serta pengelolaan kegiatan administrasi, umum dan operasional,” harapnya.

Ia mengatakan fasilitas produksi sel punca dan turunannya telah tersertifikasi CPOB dari BPOM pada 6 Juli 2024. Produk yang dihasilkan terjamin mutu, kualitas dan keamanannya serta telah memenuhi aspek analisis risiko dan penilaian khasiat.

“Produk unggulannya berupa AD-MSC & UC-MSC Injection Mesenchymal Stem Cell in syringe, Secretome Non Concentrate and Concentrate preparation from AD-MSC & UC-MSC (Injection in syringe &vial ready to use),” paparnya. (*)

Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. M. Djamil Edukasi Pasien

Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. M. Djamil memberikan edukasi tentang layanan rehabilitasi medik, Rabu (22/1). Materi itu disampaikan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dr. Riri Prima Yolanda, Sp.KFR, Ped (K).

“Edukasi ini menjelaskan tentang layanan rehabilitasi medik kepada pasien. Diawali dengan gambaran secara menyeluruh layanan rehabilitasi medik itu apa saja. Termasuk tim rehabilitasi medik itu ada siapa saja,” kata dr. Riri Prima Yolanda, Sp.KFR, Ped (K).

Edukasi ini turut dihadiri pasien dan keluarga pasien. Pada kesempatan itu juga dilangsungkan sesi diskusi.

Ia mengatakan falsafah rehabilitasi medik itu sebenarnya adalah meningkatkan kemampuan fungsional seseorang sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup. “Dengan cara mencegah atau mengurangi adanya hendaya atau disabilitas kepada pasien,” tuturnya.

Terapi di rehabilitasi medik, sebutnya, disesuaikan dengan kondisi medis pasien. Kemudian disesuaikan dengan gangguan fungsi yang terganti pada pasien. “Misalnya, pada gangguan fungsi pasien stroke, adanya gangguan fungsi untuk berjalan. Bahkan kita mengejar kembali ke penguatan ototnya, keseimbangannya, kemampuan untuk berdiri dan berjalan,” paparnya.

Kemudian, sebut dr. Riri kita modifikasi apakah dia bisa berjalan tanpa alat bantu. Ataukah dia berjalan dengan alat bantu. “Selanjutnya misalnya ada gangguan fungsi pada pasien stroke itu, gangguan bicara. Nanti kita akses dulu, kemampuan bicaranya sejauh apa. Nanti kita berikan terapi. Bisa terapi awalnya adalah fisioterapi dulu karena pernapasan mungkin belum selesai. Atau bisa langsung ke terapi wicara untuk latihan wicara,” sebutnya.

Atau, kata dr. Riri, gangguan makan. Seperti itu pasien stroke seringkali ada gangguan menelan. “Maka kita di sini memiliki alat dan latihan yang bisa untuk membantu pasien lepas dari selang nasogastrik (NGT). Kemudian makan seperti biasa,” ucapnya.

dr. Riri juga mengatakan untuk gangguan kepada anak, itu kita bisa pada anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan tanpa permasalahan medis yang lain. Misalnya gangguan bicara.

“Kemudian kita bisa memberikan layanan kepada anak-anak cerebral palsy. Juga pada anak-anak pascameningitis dan pascaensefalitis. Kita harapkan anak-anak ini bisa kembali mencapai kemandirian. Dimulai membantu mereka bisa berdiri, duduk sendiri, membantu mereka bisa berbicara, berkomunikasi kalau memang tidak bisa bicara, berkomunikasi secara gestur,” paparnya.

Ia mengatakan kalau pada anak cerebral palsy itu diajarkan menggunakan tangannya untuk bisa makan sendiri. “Bisa juga pada pasien-pasien down syndrome. Bukan berarti kalau mereka down syndrome lalu semua sudah habis semua nggak. Kita bantu mulai dia bisa melatih kemampuan motorik sampai nanti masuk sekolah,” ucapnya.

Jadi, tutur dr. Riri, anak-anak ini tidak hanya kemandirian. Akan tetapi juga bagaimana persiapan mereka sekolah. “Termasuk juga kita sering bekerja sama dengan Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif (LDPI) Kota Padang dan psikolog di sini,” tuturnya.

Ia berharap ke depan, setiap bulan diadakan edukasi di Instalasi Rehabilitasi Medik. Nanti narasumbernya akan disampaikan oleh fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara dan psikolog. “Mereka akan menyampikan kasus-kasus penyakit tertentu sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing,” tukasnya. (*)

RSUP Dr. M. Djamil Adakan Rapat Penyusunan Indikator Mutu Prioritas Unit

RSUP Dr. M. Djamil mengadakan rapat penyusunan indikator mutu prioritas unit (IMPU) rumah sakit di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Senin (20/1). Rapat yang didiinisiasi Komite Mutu ini resmi dibuka oleh Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua.

“Hari ini kita mengadakan kegiatan penyusunan indikator mutu prioritas unit (IMPU) rumah sakit. Indikator ini sangat penting bagaimana dari unit mengetahui permasalahan yang ada,” kata Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM,MARS, FISQua.

Turut dihadiri Manajer dan Asisten Manajer, Ketua KSM, Ketua Komite, Ketua SPI, Kepala Instalasi dan civitas hospitalia.

Ia mengatakan nanti seluruh staf unit memahami bagaimana standar layanan yang menjadi prioritas untuk bisa dijadikan penyusunan indikator ini. Sehingga permasalahan itu sudah dilihat secara skala prioritas.

“Apa yang menjadi indikator mutu yang kita susun untuk unit akan menambah daya ungkit terhadap apa yang terjadi permasalahan di unit. Dan tentunya kita punya tanggung jawab untuk itu,” ucapnya.

Ia berkeyakinan kita punya semangat untuk menyusun indikator mutu prioritas unit tentu dengan hal-hal yang sudah kita kaji bersama. “Dengan harapan nantinya mencapai sasaran,” harapnya.

Ia mengajak seluruh unit untuk mengawal indikator mutu prioritas unit yang telah disusun benar-benar sesuai dengan yang ditetapkan. “Saya yakin tentu standar untuk menetapkan IMPU ini sudah menjadi suatu hal yang ada gambaran dari unit. Tinggal memperkuat yang telah disusun ini apakah sudah sesuai dengan indikator ditetapkan, apakah sesuai atau tidak dengan kebutuhan unit pada saat ini,” ucap Dovy.

Ia berharap dengan penyusunan itu menjadi daya ungkit semua layanan di rumah sakit. Termasuk kegiatan Komite Mutu dua hari lalu memilih penyusunan indikator mutu prioritas rumah sakit. “Jadi ini saling berhubungan,” tutur Dovy.

Ia mengatakan mudah-mudahan dengan penyusunan indikator mutu prioritas unit ini kita bisa bersama menetapkan sesuai dengan kebutuhan. Tentu berkoordinasi dengan mutu. “Harapan kita adalah keselamatan pasien, mutu kita tetap pertahankan dan ditingkatkan. Dampaknya pada kepuasan pasien,” harapnya.(*)

Sesditjen Kesehatan Lanjutan Yakin RSUP Dr. M. Djamil Melompat Jauh Lebih Tinggi

Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan RI dr. Andi Saguni, MA berkeyakinan RSUP Dr. M. Djamil mampu melompat jauh lebih tinggi sekaligus menjadi salah satu rumah sakit terbaik di Indonesia. Keyakinan ini seiring torehan capaian positif yang diraih selama tahun 2024 dan perkembangan yang pesat dialami RSUP Dr. M. Djamil.

“Dengan pengawalan yang ketat dari jajaran direksi dan dukungan civitas hospitalia, capaian positif RSUP Dr. M. Djamil selama tahun 2024 tidak akan diraih. Tentu ini menjadi momentum kebanggaan kita semua,” kata Sekretaris Ditjen Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan RI dr. Andi Saguni, MA sebagai keynote speaker Rapat Kerja Tahun 2025 RSUP Dr. M. Djamil di Hotel Santika Premiere Padang, Minggu (19/1).

Turut hadir Anggota Dewan Pengawas Syukriah, Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua, Direktur Medik dan Keperawatan Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp.THT-KL (K), Direktur Layanan Operasional drg. Ade Palupi Muchtar, MARS, Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo, Plt Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian dr. Kino, Sp.JP (K) dan manajemen.

Ia pun memaparkan monitoring realisasi anggaran satuan kerja ditjen pelayanan kesehatan tahun 2024 per 14 Januari 2025. Dimana realisasi pendapatan satuan kerja (satker) pada tahun 2024, RSUP Dr. M. Djamil masuk ke dalam kelompok yang target pendapatannya Rp 500 miliar-Rp 1 triliun menempati urutan 6 dengan target Rp 805 miliar dan realisasi Rp 821 miliar atau 102,05 persen.

“Harusnya nanti kalau betul-betul bisa melompat lebih tinggi. Kenapa tidak tahun 2025 RSUP Dr. M. Djamil masuk ke dalam kelompok yang bisa pendapatannya di atas Rp 1 triliun. Saya yakin dengan segala hal dimiliki itu mampu sebenarnya. Apalagi saya pernah menjadi Ketua Dewan Pengawas RSUP Dr. M. Djamil.,” ucap dr. Andi Saguni, MA.

Ia mengatakan pada saat ini tentunya bukan hanya oleh jajaran direksi tapi tentu seluruh civitas hospitalia apa yang telah dicapai itu dipertahankan. Jadikan momentum untuk melompat lebih tinggi. “Dan jangan lupa dengan capaian sekarang dan saya yakin di tahun 2025 bisa diperbaiki dan ditingkatkan lagi tentunya menjadi kebanggaan. Siapapun yang mencintai rumah sakit kita ini, siapapun itu kalau kita ada pada nilai yang bagus tentunya menjadi kebanggaan civitas hospitalia semua,” harapnya.

Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua mengucapkan syukur Alhamdulilah atas pencapaian yang telah diraih RSUP Dr. M. Djamil selama 2024. “Ini berkat kerja keras jajaran direksi dan seluruh civitas hospitalia. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas pencapaian tersebut,” ucapnya.

Ia mengatakan kalau kita benar-benar bisa melakukan proses bisnis yang benar dan terukur serta presisi InshaAllah ini akan menjadi program kita ke depan. “Kita kawal bersama tentu dengan justifikasi yang kuat,” tuturnya.

Terkait dengan pengembangan rumah sakit, sebut Dovy, kita bersama-sama mengharapkan bantuan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan masterplan. “Untuk itu sembari menunggu kita buktikan di tahun 2025 kita bisa mempertahankan capaian-capaian selama 2024,” tukas Dovy. (*)

Ini Harapan Kadinkes Sumbar, Direktur Poltekkes Padang, Tokoh Masyarakat Sumbar dan Rektor Unand untuk RSUP Dr. M. Djamil

Rapat Kerja RSUP Dr. M. Djamil yang berlangsung selama dua hari di Hotel Santika Premiere Padang resmi dibuka, Sabtu (18/1). Kepala Dinas Kesehatan Sumbar dr. Lila Yanwar, MARS, Direktur Poltekkes Kemenkes Padang Renidayati, S.Kp, M. Kep, Sp.Jiwa, tokoh masyarakat Sumbar Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D dan Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi, Ph.D menyampaikan  harapan untuk kemajuan RSUP Dr. M. Djamil.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar dr. Lila Yanwar, MARS mengatakan Pemprov Sumbar berharap RSUP Dr. M. Djamil untuk terus meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kesehatan. “Baik dari segi fasilitas, teknologi maupun kompetensi medis,” kata dr. Lila–panggilan akrabnya saat menjadi narasumber dalam Rapat Kerja RSUP Dr. M. Djamil.

Ia mengatakan peran RSUP Dr. M. Djamil sebagai pusat rujukan regional dapat menyediakan dokter spesialis dan subspesialis yang unggul dan berstandar tinggi. Dapat meningkatkan kapasitas layanan rujukan, melakukan pengampuan terhadap rumah sakit kabupaten/kota melalui penguatan sumber daya manusia, pembinaan, pelatihan, supervisi, peningkatan kompetensi lainnya serta pengelolaan sistem rujukan secara terpadu.

“Harapan selanjutnya, memperkuat koordinasi dan komunikasi dengan rumah sakit kabupaten/kota serta fasilitas kesehatan lainnya, peningkatan aksesibilitas dan efisiensi layanan. Sebagai role model dalam penerapan standar layanan rujukan berkualitas, memanfaatkan telemedicine untuk mendukung layanan rujukan untuk menjangkau pasien  di daerah yang jauh dari jangkauan rumah sakit. Dan pengembangan pendidikan serta penelitian,” harap dr. Lila.

Direktur Poltekkes Kemenkes Padang Renidayati, S.Kp, M. Kep, Sp.Jiwa menyampaikan harapan kepada RSUP Dr. M. Djamil di antaranya peningkatan kualitas pendidikan dimana memberikan pengalaman praktik kepada mahasiswa dengan memberi kesempatan untuk terlibat dalam tindakan yang lebih beragam dan penanganan kasus yang lebih kompleks.

“Fasilitas dan infrastruktur dimana mahasiswa  dapat belajar menggunakan peralatan modern serta metode yang sesuai dengan perkembangan ilmu kesehatan,” sebutnya.

Kemudian, pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan praktik, penyediaan pembimbing yang kompeten, kolaborasi dalam penelitian. “Dan kolaborasi sumber daya manusia serta pengembangan kerja sama,” harapnya saat menjadi narasumber Raker.

Tokoh masyarakat Sumbar Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D saat menjadi narasumber dalam raker mengatakan hari ini dengan kemajuan teknologi yang cepat, tentu proses digitalisasi layanan dan kemajuan artificial intelligence harus menjadi perhatian bagi RSUP Dr. M. Djamil.

“Di samping itu, sebagai rumah sakit pendidikan RSUP Dr. M. Djamil juga mampu menjadi pusat riset kesehatan dengan memanfaatkan teknologi kedokteran untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Jadi rumah sakit ini bukan hanya melayani orang sakit. Akan tetapi juga menjadi pusat riset pada wilayah ini,” harap mantan Rektor UNP ini.

Sementara itu, Rektor Unand Efa Yonnedi, Ph.D menyampaikan goals RSUP Dr. M. Djamil sangat inline dengan goals Universitas Andalas. Yakni pelayanan yang unggul level asia dan sustainable. Ini inline dengan visi 2029 Universitas Andalas berupa internasionalisasi, transformasi digital dan inovasi pendidikan bermutu yang menghasilkan lulusan-lulusan yang unggul. “Bagaimana ke depan, antara RSUP Dr. M. Djamil dan Unand meningkatkan kolaborasi,” harapnya saat menjadi narasumber Raker.

Pertama, sebutnya, etika dan profesionalisme. Kedua interprofesional education. Ketiga sarana prasarana. Keempat kolaborasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Kelima pengembangan dosen klinis. Dan terakhir sistem informasi yang terintegrasi,” tukasnya.(*)

WeCreativez WhatsApp Support
Jam Layanan Informasi : Senin s/d Kamis jam 07.45 wib s/d 16.15 Istirahat jam 12.00 wib s/d 13.00 wib Jumat 07.45 wib s/d 16.45