Sebanyak 87 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis dan dua mahasiswa Program Pendidikan Subspesialis Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil mengikuti Layanan Orientasi dan Informasi (LOI). Pelaksanaan LOI ini berlangsung sejak Senin (6/1) hingga Jumat (10/1).
“Orientasi ini adalah langkah awal yang penting dalam perjalanan para mahasiswa spesialis dan subspesialis. Dan dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek yang akan dihadapi selama pendidikan, termasuk sistem pelayanan, etika profesional, serta aturan dan regulasi yang berlaku di RSUP Dr. M. Djamil,” kata Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS saat memberikan sambutan.
Turut dihadiri Plt Direktur SDM, Pendidikan dan Pelatihan dr. Kino, Sp.JP (K), Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Unand Dr. dr. Efrida, Sp.PK(K), M.Kes, Ketua Bagian/ KSM RSUP Dr. M. Djamil-FK Unand, Kepala Departemen Fakultas Kedoktan Unand, staf Pengajar Fakultas Kedokteran Unand, manajemen RSUP Dr. M. Djamil.
Ia mengatakan transformasi kesehatan yang sedang dijalankan tidak hanya berfokus pada peningkatan teknologi dan infrastruktur. Akan tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas.
Program unggulan transformasi SDM kesehatan Indonesia adalah penyediaan tenaga kesehatan, salah satunya dilakukan melalui pengoptimalan pendidikan kedokteran spesialis, implementasi Academic Health System untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Ini sebagai upaya pemerataan SDM Kesehatan yang berkualitas.
“Kesempatan meningkatkan kompetensi spesialis kini sangatlah besar, jadi marilah kita berlomba-lomba dalam memantapkan dan meningkatkan kompetensi spesialistik dan subspesialistik,” ajaknya.
Dovy juga menekankan pentingnya integritas, profesionalisme, dan kerja sama tim dalam menjalani pendidikan dan praktik di RSUP Dr. M. Djamil. Semua ini merupakan elemen kunci yang akan mendukung kesuksesan sebagai dokter spesialis di masa depan.
“Isu penting yang akhir-akhir ini kita sama-sama dengar adalah kasus perundungan di lingkungan peserta didik. Kasus perundungan tentunya dapat merusak suasana belajar, menurunkan motivasi, dan mengganggu kesehatan mental semua pihak yang terlibat,” ungkap Dovy.
Sebagai wujud komitmen terhadap penciptaan lingkungan pendidikan dan kerja yang sehat, tegasnya, RSUP Dr. M. Djamil berpegang pada arahan Kementerian Kesehatan RI terkait upaya pencegahan perundungan. Dalam kebijakan tersebut, ditegaskan prinsip zero tolerance terhadap perundungan dalam bentuk apa pun, baik verbal, fisik, maupun psikologis.
“Untuk itu, kami telah mengadopsi kebijakan internal yang memastikan perlindungan bagi korban dan pelapor, menyediakan saluran pelaporan yang aman dan rahasia. Selain itu, edukasi tentang etika, komunikasi efektif, dan resolusi konflik terus ditingkatkan, guna membangun budaya saling menghormati dan profesionalisme,” sebutnya.
Dengan langkah ini, Dovy berharap dapat menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif bagi seluruh peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga kesehatan. “Maka proses pembelajaran dan pelayanan kesehatan pun dapat berlangsung optimal,” tutur Dovy.
Ia berharap melalui orientasi ini, mahasiswa spesialis dan subspesialis dapat memahami dan menghayati nilai-nilai yang dijunjung tinggi di RSUP Dr. M. Djamil. “Sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi kepada masyarakat,” ucapnya.
Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Unand Dr. dr. Efrida, Sp.PK(K), M.Kes memaparkan kunci utama untuk kesuksesan dan keberlanjutan para mahasiswa spesialis dan subspesialis baik di Fakultas Kedokteran Unand maupun rumah sakit. Pertama, etika dan adab hal yang utama. “Beradab dan beretika lah dulu baru berilmu,” sebutnya.
Kedua, komunikasi dengan segenap eksternal dan internal, segenap jajaran rumah sakit, Fakultas Kedokteran dan Unand adalah hal yang mutlak untuk kelancaran selama proses pembelajaran. “Ketiga, kerja sama dengan seluruh pihak, integritas dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah diperoleh saat ini,” ucap Dr. dr Efrida.
Keempat, perlu dukungan dan doa dari keluarga terdekat baik orang tua, suami, istri, dan anak-anak. “Untuk itu perlu pertemuan dengan keluarga mahasiswa sebelum proses pendidikan berjalan,” harapnya.
Ia menekankan InshaAllah dengan hal itu, maka kesuksesan akan diraih. “Namun perlu diingat, kesuksesan adalah sebuah proses atau perjalanan panjang dengan perubahan setiap saat,” tegasnya.
Sementara itu, Manajer Diklat Ns. Venny Dwita Zola Anwar, S.Kep mengatakan selama LOI, peserta akan mendapatkan informasi terkait kurikulum, sistem pembelajaran, fasilitas yang tersedia, serta berbagai peraturan dan kebijakan yang perlu peserta ketahui.
“Kami berharap orientasi ini dapat membantu peserta merasa lebih siap dan percaya diri menghadapi setiap tahapan pendidikan yang akan dilalui. Kami juga mengingatkan bahwa selama proses pendidikan ini, peserta tidak hanya akan dituntut untuk mengembangkan kemampuan klinis dan akademis, tetapi juga kemampuan untuk bekerja dalam tim, berkomunikasi dengan pasien, serta mengembangkan keterampilan kepemimpinan,” tukasnya.(*)