Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. M. Djamil Edukasi Pasien

Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. M. Djamil memberikan edukasi tentang layanan rehabilitasi medik, Rabu (22/1). Materi itu disampaikan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dr. Riri Prima Yolanda, Sp.KFR, Ped (K).

“Edukasi ini menjelaskan tentang layanan rehabilitasi medik kepada pasien. Diawali dengan gambaran secara menyeluruh layanan rehabilitasi medik itu apa saja. Termasuk tim rehabilitasi medik itu ada siapa saja,” kata dr. Riri Prima Yolanda, Sp.KFR, Ped (K).

Edukasi ini turut dihadiri pasien dan keluarga pasien. Pada kesempatan itu juga dilangsungkan sesi diskusi.

Ia mengatakan falsafah rehabilitasi medik itu sebenarnya adalah meningkatkan kemampuan fungsional seseorang sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup. “Dengan cara mencegah atau mengurangi adanya hendaya atau disabilitas kepada pasien,” tuturnya.

Terapi di rehabilitasi medik, sebutnya, disesuaikan dengan kondisi medis pasien. Kemudian disesuaikan dengan gangguan fungsi yang terganti pada pasien. “Misalnya, pada gangguan fungsi pasien stroke, adanya gangguan fungsi untuk berjalan. Bahkan kita mengejar kembali ke penguatan ototnya, keseimbangannya, kemampuan untuk berdiri dan berjalan,” paparnya.

Kemudian, sebut dr. Riri kita modifikasi apakah dia bisa berjalan tanpa alat bantu. Ataukah dia berjalan dengan alat bantu. “Selanjutnya misalnya ada gangguan fungsi pada pasien stroke itu, gangguan bicara. Nanti kita akses dulu, kemampuan bicaranya sejauh apa. Nanti kita berikan terapi. Bisa terapi awalnya adalah fisioterapi dulu karena pernapasan mungkin belum selesai. Atau bisa langsung ke terapi wicara untuk latihan wicara,” sebutnya.

Atau, kata dr. Riri, gangguan makan. Seperti itu pasien stroke seringkali ada gangguan menelan. “Maka kita di sini memiliki alat dan latihan yang bisa untuk membantu pasien lepas dari selang nasogastrik (NGT). Kemudian makan seperti biasa,” ucapnya.

dr. Riri juga mengatakan untuk gangguan kepada anak, itu kita bisa pada anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan tanpa permasalahan medis yang lain. Misalnya gangguan bicara.

“Kemudian kita bisa memberikan layanan kepada anak-anak cerebral palsy. Juga pada anak-anak pascameningitis dan pascaensefalitis. Kita harapkan anak-anak ini bisa kembali mencapai kemandirian. Dimulai membantu mereka bisa berdiri, duduk sendiri, membantu mereka bisa berbicara, berkomunikasi kalau memang tidak bisa bicara, berkomunikasi secara gestur,” paparnya.

Ia mengatakan kalau pada anak cerebral palsy itu diajarkan menggunakan tangannya untuk bisa makan sendiri. “Bisa juga pada pasien-pasien down syndrome. Bukan berarti kalau mereka down syndrome lalu semua sudah habis semua nggak. Kita bantu mulai dia bisa melatih kemampuan motorik sampai nanti masuk sekolah,” ucapnya.

Jadi, tutur dr. Riri, anak-anak ini tidak hanya kemandirian. Akan tetapi juga bagaimana persiapan mereka sekolah. “Termasuk juga kita sering bekerja sama dengan Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif (LDPI) Kota Padang dan psikolog di sini,” tuturnya.

Ia berharap ke depan, setiap bulan diadakan edukasi di Instalasi Rehabilitasi Medik. Nanti narasumbernya akan disampaikan oleh fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara dan psikolog. “Mereka akan menyampikan kasus-kasus penyakit tertentu sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing,” tukasnya. (*)

Berita

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

WeCreativez WhatsApp Support
Jam Layanan Informasi : Senin s/d Kamis jam 07.45 wib s/d 16.15 Istirahat jam 12.00 wib s/d 13.00 wib Jumat 07.45 wib s/d 16.45