Setiap tahun pada tanggal 16 Oktober diperingati Hari Tulang Belakang Sedunia (World Spine Day). Peringatan ini didedikasikan untuk mempromosikan kesehatan tulang belakang dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan tulang belakang.
“Tulang belakang itu terdiri dari beberapa komponen. Yakni bagian leher, bagian punggung, bagian pinggang dan bagian tulang ekor. Semua itu menjadi satu kesatuan yang dinamakan tulang belakang. Ketika tulang belakang kokoh, maka kokohlah kita berdiri. Ketika tulang belakang bermasalah maka kita tidak bisa jalan dan aktivitas berdiri tegak,” kata dokter spesialis ortopedi ahli spine Dr dr Roni Eka Sahputra SpOT (K) Spine di Poliklinik Eksekutif RSUP Dr M Djamil.
Tulang belakang itu, sebutnya, harus kuat dan mempunyai stabilitas yang mumpuni untuk bisa berjalan, berlari maupun aktivitas fisik. “Ketika bermasalah satu komponen tulang belakang itu, kita tidak bisa jalan. Atau mengenai sarafnya bisa lumpuh,” ucapnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumbar ini mengatakan tulang belakang itu memiliki fungsi sebagai struktur penopang. Tulang belakang melindungi saraf tulang belakang medula spinalis (spinal cord) yang sangat vital. Saraf ini membawa sinyal antara otak dan seluruh tubuh, sehingga sangat penting untuk dijaga agar terlindungi dari cedera.
“Akan tetapi ketika tulang itu lunak karena infeksi, trauma, jatuh, kecelakaan atau penyebab karena tumor yang menggerogoti tulangnya sehingga tulang menjadi lemah maka menekan syarafnya. Kondisi ini menjadi lumpuh,” ujar Dr dr Roni.
Malah terjadi pada orangtua umur 70 tahunan mengalami osteoporosis atau tulang rapuh. “Ketika dia jatuh sedikit saja mengakibatkan tulangnya patah dan menekan syarafnya. Maka akan lumpuh,” sebutnya.
Ia menyebutkan penyebab cedera tulang belakang secara umum ada lima. Yaitu karena bawaan atau kongenital, trauma (jatuh yang mengakitbatkan trauma atau cedera pada tulang belakang yang melibatkan saraf). Kemudian infeksi dimana infeksi yang terbanyak di Indonesia yakni kuman TBC. Selanjutnya tumor dan degeneratif. “Lima penyebab inilah yang biasa kita kupas setiap pasien yang datang,” ucap Dr dr Roni.
Ia juga memaparkan berbagai kelainan tulang belakang. Paling sering terjadi adalah skoliosis dimana tulang belakang melengkung ke samping, membentuk huruf S atau C. Skoliosis kongenital adalah jenis kelainan tulang belakang bawaan yang paling umum. Dan paling banyak diderita oleh kaum perempuan.
“Terhadap kasus ini harus segera kita periksa. Kita ukur sudutnya. Kalau memang sudah ada indikasi untuk dilakukan tindakan harus segera dilakukan tindakan. Jika kita tunggu, itu progresif. Sudutnya semakin berat dan akan membahayakan dari fungsi organ lainnya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, sebut Dr dr Roni, tulang belakang harus dirawat. Pertama harus punya aktivitas fisik yang rutin. Di antaranya jalan pagi dan paparan sinar matahari. Caranya bisa berjemur di pagi hari selama 5–15 menit, sebanyak 3 kali dalam seminggu. “Sinar matahari pagi merupakan sumber vitamin D yang baik untuk tubuh, karena dapat membantu penyerapan kalsium. Vitamin D berperan penting dalam pembentukan tulang baru dan menjaga kesehatan tulang,” ucapnya.
Kemudian, cara lainnya dengan rutin berolahraga atau berenang, memperbanyak konsumsi kalsium, tidur cukup dan jaga berat badan sehat. “Kebiasaan itu terjaga berarti telah merawat tulang belakang,” tuturnya.
Terpisah, Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua mengatakan kesehatan tulang belakang merupakan elemen penting yang menjaga keseimbangan dan mobilitas tubuh. Tulang belakang yang sehat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dan membantu mencegah berbagai masalah kesehatan. “Tulang belakang merupakan struktur pendukung utama tubuh dan kesehatannya dapat secara langsung memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan,” sebutnya.
Ia menekankan merawat kesehatan tulang belakang sangat penting untuk mencegah rasa sakit dan menjaga mobilitas. “Tulang belakang yang sehat memungkinkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari yang nyaman dan juga membantu menjaga postur tubuh,” ungkap Dovy.
Ia menyebutkan RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan dan rumah sakit rujukan di wilayah Sumatera bagian Tengah memiliki poliklinik ortopedi dan traumatologi. Poliklinik ini terletak di lantai 1 Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan. “Pasien bisa mendapat perawatan salah satunya kasus tulang belakang pada poliklinik ini. Dan ditangani oleh dokter spesialis ortopedi ahli spine berpengalaman dengan sarana prasarana memadai,” tukas dokter spesialis Fetomaternal ini.(*)