MoU Rujukan Pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
RSMDJ — RSUP Dr M Djamil sambut kunjungan Dinas Kesehatan Kota Dumai dan Kabupaten Kuantan Singingi. Kedatangan dua dinas kesehatan di Provinsi Riau tersebut dalam rangka penanda tanganan Memorandum of Understanding (MoU) Rujukan Pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK), Kamis (2/2).
Kedatangan Dinas Kesehatan itu di sambut langsung Direktur SDM, Pendidikan dan Umum RSUP Dr M Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas Sp.OG KFM, Wakil Ketua TIM SHK Dr.dr Dwi Yulia,SpPK, dr. Eny Yantri Sp.A (K) serta unsur pimpinan terkait
Dari Kabupaten Kuantan Singingi dipimpin langsung Kepala Dinas Kesehatan Aswandi SKM beserta rombongan semntara dari Kota Dumai diwakili oleh Shintia Riza, SKM, M.Si selaku kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kota Dumai.
“Tentunya kami mengucapkan selamat datang atas kunjungan langsung Bapak/ibu ke RS Djamil ini, tentunya dengan adanya MoU ini kita beharap untuk kasus SHK dapat terdeteksi dengan baik khususnya di Kuantan Singingi dan Kota Dumai,” ujar dr. Dovy dalam sambutannya.
Dikatakan pihaknya siap untuk meningkatkan kerjasama dengan RS jejaring, mengingat RS Djamil sebagai salah satu RS Vertikal yang mengampu wilayah Sumatera Bangian Tengah.
“Kami siap memperkuat kerjasama, karena bagaimanapun kami juga ditugaskan mengampu RS jajaring dan salah satunya untuk Provinsi Riau,”cetusnya.
Sementara itu terkat SHK, melalui Kerjasama yang dibangun tersebut sejatinya sudah dimulai sejak tahun 2020 lalu namun karena masa pandemi sehinga tertunda untuk peningkatan kerjasama tersebut.
“Kita berharap dengan skrining SHK ini, kita dapat mendeteksi lebih awal, agar nantinya generasi kita tidak terganggu tumbuh kembangnya,”ucap dr Dwi Yulia,SpPK.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi, Aswandi SKM mengaku senang dengan adanya peningkatan kerjasama dengan RS Djamil, ia mengungkapkan pesan dari Bupati Kuantan Singingi untuk menindak lanjuti kerjasama yang dapat dibangun dengan Rs Djamil dan tidak hanya terbatas pada MoU SHK.
“Ini kemudahan bagi kami, sehingga tidak perlu lagi pemerintah daerah harus ke Jakarta khusunya untuk SHK ini, kami menyambut gembira kerjasama ini, dan tentu kami akan menjajaki kerjasama lainnya yang dapat kami perkuat khususnya di sektor kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kami khususnya di Kuantan Singingi,” ungkapnya.
Tidak jauh berbeda, Shintia Riza, SKM, M.Si Kabid Kesmas Dinkes Kota Dumai mengatakan pihaknya menyambut baik pilihan regional Dumai ke RSUP Dr M Djamil Padang untuk Mou SHK, dan berharap dapat memberikan bimbingan dan petunjuk kepada pihaknya dalam rangka penanganan masalah SHK
Sebagaimana diketahui, Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining/uji saring yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita.
Pada pelaksanaanya, Skrining Hipotiroid Kongenital dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang berusia minimal 48 sampai 72 jam dan maksimal 2 minggu oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan pemberi layanan Kesehatan Ibu dan Anak (baik FKTP maupun FKRTL), sebagai bagian dari pelayanan neonatal esensial.
Darah diambil sebanyak 2-3 tetes dari tumit bayi kemudian diperiksa di laboratorium. Apabila hasilnya positif, bayi harus segera diobati sebelum usianya 1 bulan agar terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif.
MOU rujukan pemeriksaan SHK merupakan tindak lanjut atas instruksi dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (RI). (RSMDJ/Khairian)