Perkembangan global saat ini yang dihadapkan dengan berbagai ancaman penyakit infeksi baru maupun yang kembali muncul. Penyakit-penyakit seperti Covid-19, monkeypox, hingga ancaman zoonosis lainnya, menunjukkan betapa pentingnya untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan dalam menghadapi penyakit infeksi emerging.
Diketahui, jenis penyakit infeksi emerging berdasar PMK no 82/2014 yakni polio, demam kuning, meningitis, ebola, MERS, flu burung dan West Nile. Sementara jenis penyakit infeksi emerging tertentu berdasar PMK 59/2016 berupa poliomielitis, penyakit virus ebola, penyakit virus MERS, flu burung, penyakit virus Hanta, penyakit virus Nipah, demam kuning, demam lassa, demam kongo, meingitis meningokokus, dan penyakit infeksi emerging baru seperti Covid-19 dan monkeypox.
Sedangkan penyakit menular tertentu yang berpotensi wabah berdasar PMK No 1051/2010 berupa polio, difteri, pertusis, kolera, pes, DBD, malaria, rabies, avian influenza H5N1, anthrax, leptospiroses, hepatitis. Influenza A (H1N1), meningitis, demam kuning dan chikinguya.
“RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit rujukan di Sumatera Barat memiliki peran strategis dalam upaya penanganan dan pencegahan penyakit-penyakit infeksi ini,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat Webinar Peningkatan Kewaspadaan dan Tata Laksana Penyakit Infeksi Emerging di Auditorium Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Selasa (22/10).
Webinar dalam rangka HUT ke-71 RSUP Dr M Djamil ini menghadirkan pembicara yakni Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K), dan delapan narasumber yang ahli di bidangnya.
Melalui webinar ini, tutur Dovy, dapat memperkuat kolaborasi antar semua pihak, baik dari sisi medis, akademisi, pemerintah, maupun masyarakat. “Guna meningkatkan kesiapsiagaan kita dalam menghadapi ancaman penyakit infeksi di masa mendatang,” ungkapnya.
Ia berharap webinar ini dapat memberikan wawasan baru, mengembangkan strategi penanganan yang lebih baik. Tentu saja, memperkuat sistem surveilans serta respons cepat kita terhadap penyakit infeksi emerging. “Terlebih lagi, kita harus selalu siap untuk menghadapi tantangan ke depan, yang mungkin akan lebih kompleks dan dinamis. Mari kita terus bersinergi dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat,” ajak Dovy.
Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K) menambahkan berdasar Kepmenkes HK 01.07/MENKES/1491/2023, RSUP Dr M Djamil ditunjuk sebagai rumah sakit pengampu regional di wilayah Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Dan sebagai RS Pengampu Nasional adalah RSPI Prof Dr Sulianti Suroso.
“Tujuan umum pengampuan layanan penyakit infeksi emerging ini, salah satunya menanggulangi kejadian penyakit infeksi emerging agar tidak berkembang menjadi wabah dan menekan angka kematian akibat penyakit infeksi emerging ini,” tuturnya.
Sementara tujuan khususnya berupa menyiapkan atau memfasilitasi pelaksanaan empat pilar sistem kesehatan nasional di seluruh fasilitas kesehatan sesuai strata. “Dan tersedianya big data PIE melalui registry nasional yang menjadi bagian dari Integrated Health System,” sebut Bestari.
Dalam pengampuan PIE ini, sebut Bestari, ada empat pilar. Yakni pencegahan, deteksi, respons dan pemulihan. “Dengan peningkatan kapasitas empat pilar ini dapat menurunkan morbiditas, mortalitas dan penyebaran penyakit infeksi emerging ini,” ucapnya.
Ia menyebutkan fasilitas layanan penyakit infeksi emerging yang tersedia di RSUP Dr M Djamil berupa poli paru infeksi, laboratorium-mesin genXpert, radiologi-CT Scan, ruang isolasi tekanan negatif, laboratorium dan radiologi-MRI. “Begitu juga ketersediaan sumber daya manusia, alat kesehatan dan sarana di RSUP Dr M Djamil memadai dalam menghadapi penyakit infeksi emerging,” tukasnya.(*)