RSUP Dr M Djamil mendapat kunjungan pakar preeklampsia dunia dari The University of Adelaide, Australia Prof Gustaaf Albert Dekker MD PhD FDCOG FRANZCOG, Selasa (22/10). Dalam kunjungan program visiting profesor itu, Prof Gustaaf Dekker berbagi pengetahuan tentang preeklampsia, sebuah kondisi serius yang dapat mengancam ibu hamil dan janin.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Conference Bagian Obgin Fakultas Kedokteran Unand/RSUP Dr M Djamil ini turut dihadiri Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua, Dekan Fakultas Kedokteran Unand Prof Dr dr Afriwardi SH MA SpKO Subsp APK (K), Kepala Departemen Obgin Dr dr Bobby Indra Utama SpOG Subsp Urogin (K), staf pengajar serta PPDS Obgin.
“RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit rujukan utama memberikan perhatian pada kasus preeklampsia di wilayah Sumatera Bagian Tengah. Ini menunjukkan peran rumah sakit dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu,” kata Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua saat memberikan sambutan.
Tidak hanya Prof Gustaaf Dekker, pertemuan itu menghadirkan dua narasumber lainnya. Yakni Koordinator Program Studi Obstetri dan Ginekologi Dr dr Defrin SpOG Subsp KFM serta Guru Besar Fakultas Pertanian Unand Prof Dr sc agr Ir Jamsari MP.
Ia mengatakan rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan ini memiliki tim obstetri dan ginekologi yang terlatih serta peralatan medis. “Ini guna memberikan perawatan intensif serta memastikan keselamatan ibu dan anak yang belum lahir,” tutur Dovy.
Sebagai rumah sakit pendidikan dan penelitian, sebutnya, RSUP Dr M Djamil juga memainkan peran penting dalam mendidik para calon tenaga medis tentang manajemen preeklamsia. Sekaligus menjalin kolaborasi penelitian yang mendorong kemajuan dalam deteksi dan intervensi dini.
“Kami telah bekerja sama dengan berbagai lembaga institusi, salah satunya Universitas Andalas. Melalui pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan memberikan pemeriksaan kesehatan termasuk ibu dan anak serta edukasi kesehatan, upaya-upaya ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ungkap Dovy.
Ia menekankan dalam hal penelitian merupakan tulang punggung inovasi. Tanpa penelitian, akan sulit menemukan cara baru untuk mengatasi tantangan dalam bidang kedokteran. “Di bidang obgin, misalnya, penelitian tentang biomarker seperti sFlt/PlGF telah merevolusi diagnosis dan manajemen preeklamsia, suatu kondisi yang memengaruhi jutaan wanita di seluruh dunia. Terobosan tersebut menggarisbawahi peran penting penelitian dalam menyelamatkan nyawa,” tuturnya.
Sementara Prof Gustaaf Dekker mengatakan ketidakseimbangan sistem imun ibu dapat menyebabkan tubuh menyerang plasenta. Sehingga mengganggu pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Preeklampsia dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, baik bagi ibu maupun bayi. Ibu hamil dengan preeklampsia berisiko mengalami tekanan darah tinggi, kerusakan organ, dan bahkan kematian. “Sedangkan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia cenderung memiliki berat badan lahir rendah dan mengalami masalah kesehatan lainnya,” ungkapnya. (*)