Sakit mag atau dispepsia adalah istilah untuk sejumlah gejala tidak nyaman pada perut bagian atas, seperti lambung perih, perut begah, kembung, dan sensasi terbakar di ulu hati. Beragam faktor bisa memicu kambuhnya sakit mag, termasuk pola makan tidak teratur, konsumsi makanan yang mengandung gas, dan stres.
Berpuasa selama bulan Ramadhan bisa terasa berat bagi penderita sakit mag yang kerap dianjurkan untuk tidak melewatkan waktu makan. Namun, bukan berarti penderita sakit mag tidak boleh berpuasa.
Nutrisionis RSUP Dr. M. Djamil Diana Syenli Akhirta, STr.Gz memberikan tips aman berpuasa bagi penderita mag. Tips pertama, jangan makan terlalu banyak. Makan banyak saat berbuka bisa membuat perut terlalu kenyang hingga berujung mag. “Bagi penderita mag sebaiknya jangan makan terlalu banyak dalam satu waktu. Bisa dimulai dari makan makanan ringan sebelum makan berat,” tutur Diana.
Kedua, hindari pemicu gejala mag. Saat sahur dan buka puasa, sebaiknya hindari makanan dan minuman yang bisa mengiritasi lambung. Misalnya saja makanan mengandung asam seperti jeruk, lemon, dan tomat, baik dalam bentuk buah maupun jus. Termasuk juga makanan pedas, makanan berlemak, seperti rendang, gorengan, minuman ringandan yang mengandung kafein.
Ketiga, tutur Diana, jangan asal makan. Ketika sahur dan buka puasa, pilihlah makanan yang bisa meredakan gejala mag. Seperti makanan tinggi serat dan makanan rendah lemak. Keempat, hindari stres. Menahan emosi adalah salah satu tujuan Ramadhan. “Jadi cobalah untuk mengontrol emosi dan mengelola stres dengan langkah-langkah positif. Selain meningkatkan pahala, mengendalikan stres juga bisa menjadi tips puasa yang baik bagi penderita mag,” ucapnya.
Terakhir, tutur Diana, jangan tidur setelah makan. Kebiasaan langsung tidur setelah makan sahur karena kantuk tidak tertahankan ini menjadi salah satu pemicu sakit mag dan mulas. “Idealnya, perlu menunggu 2-3 jam setelah makan. Tujuannya agar makanan sudah dicerna dan mengalir dari lambung ke usus halus,” tukasnya. (*)