Cleaning service rumah sakit itu bukan pekerjaan sepele. Mereka tidak hanya bertanggung jawab akan kebersihan di rumah sakit. Mereka juga bisa mendapatkan pekerjaan di luar job desk.
Seperti yang terlihat di seluruh ruangan kantor, poliklinik, IGD, rawat inap, laboratorium, dan masjid RSUP Dr M Djamil, para cleaning service ini melaksanakan tugasnya dengan semangat yang tinggi, menjaga kebersihan rumah sakit. Mereka memastikan bahwa setiap sudut rumah sakit terlihat bersih.
Bima Sakti, 28, seorang cleaning service yang telah mengabdikan dirinya lebih kurang lima tahun untuk kebersihan RSUP Dr M Djamil. Dalam kesehariannya, ia bertugas di ruang rawat inap dengan pembagian tiga shift. Yakni shift pagi, siang dan malam.
“Hari ini saya kerja dapat giliran shift pagi sampai pukul 14.00,” kata Bima Sakti.
Bima–panggilan akrabnya mengatakan dalam melakoni pekerjaannya, keseharian dia bertugas membersihkan tempat sampah agar tidak terjadi kontaminasi. Menjamin kebersihan area wastafel, toilet, dan kamar mandi.
Kemudian menjaga kebersihan secara keseluruhan mulai dari area terbuka umum, tertutup terbatas, hingga ruang rawat inap pasien. Membersihkan udara dengan menjaga ventilasi yang bersih dan mengganti filter udara secara teratur.
“Selain itu, dia juga bertugas membuang sampah medis yang bisa berubah sisa-sisa bahan kimia, obat, benda tajam, atau atribut medis sekali pakai,” tuturnya.
Selain bertugas membersihkan arealnya, sebut Bima, sebagai cleaning service juga bersikap melayani dengan ramah, santun dan cekatan. “Setiap masuk ruangan pasien, kami hendaknya berkomunikasi dengan baik kepada pasien atau keluarga,” ucap Bima.
Pekerjaan mereka juga tak bisa didelegasikan ke siapa pun. Yang artinya, memaksa mereka selalu standby saat jam kerja. Dan tidak jarang mereka harus melakukan hal-hal yang di luar job desk.
“Pernah beberapa waktu lalu terjadi peristiwa percikan api akibat korsleting listrik di salah satu ruang rawat inap di tempat saya bertugas. Perawat di ruangan pun panik,” ucap Bima.
Menghadapi peristiwa itu, ia pun tidak turut panik. Dia bergegas ke luar ruangan mencari alat pemadam api ringan (APAR). “Dengan sigap, saya pun memadamkan percikan api dengan APAR. Percikan api pun padam dan situasi pun terkendali,” ungkap Bima.
Bima mengatakan pemahaman cara penggunaan APAR itu diperolehnya semasa pelatihan layanan orientasi informasi (LOI) ketika awal kerja di RSUP Dr M Djamil. “Selain bertugas bersih-bersih ruangan, cleaning service dan juga seluruh civitas hospitalia lainnya wajib memahami cara penggunaan APAR,” ucapnya.
Tidak hanya itu, tuturnya, saat pelatihan LOI dibekali pelatihan bantuan hidup dasar (BHD). “Kondisi gawat darurat bisa terjadi di mana saja. Bahkan di lorong rumah sakit yang belum tentu ada tenaga medis yang stand by sekalipun. Sehingga sangat mungkin seorang cleaning service seperti kami menemukan kejadian BHD saat bekerja,” ujarnya.
Kemudian, sebutnya, ia juga mendapatkan pelatihan untuk menangani tumpahan di rumah sakit. “Dengan pengetahuan dan keterampilan yang kami dapatkan, diperlukan untuk melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai dengan standar rumah sakit,” harap Bima.
Sementara Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan Esa Surya Praja AMdKL mengatakan saat ini memang RSUP Dr Djamil memberikan layanan orientasi informasi (LOI) untuk pegawai baru termasuk cleaning service baru sebagai mitra rumah sakit. Merupakan salah satu pelatihan yang wajib diikuti bertujuan agar pelayanan diberikan sesuai standar dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
“Kepada pegawai baru maupun mitra RSUP Dr M Djamil terutama cleaning service saat mengikuti LOI dibekali pemahaman cara penggunaan APAR, pelatihan bantuan hidup dasar dan penanganan tumpahan B3 di RSUP Dr M Djamil. Ini semua dilakukan demi kenyamanan dan tingkat kepercayaan pasien terhadap RSUP Dr M Djamil,” tukas Esa. (*)