Kit Diagnostik dapat Persingkat Waktu Identifikasi MRSA
RSMDJ —-Rumah Sakit M Djamil bersama Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) dan PT Crown Teknologi Indonesia hadirkan produk panel deteksi cepat metchillin resistant staphylococcus aureus (MRSA) moluker. Produk kit diagnostik MRSA yang telah memiliki izin edar ini dapat mempersingkat identifikasi MRSA dari 3-5 hari menjadi 3-4 jam.
Peluncuran produk itu ditandai dengan pemukulan gendang oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin didampingi Direktur Pelayanan Rujukan Kemenkes, drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Dewan Pengawas RS M Djamil Albertus Yudha Poerwadi SE MSi CA CPMA dan Direktur Utama RS M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua, Direktur Utama PT Crown Teknologi Indonesia, Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc, serta Stakeholder terkait.
“Deteksi dini bakteri ini penting agar kita bisa memberikan antibakteri yang sebenarnya sudah diketahui antibiotiknya. Cuma gara-gara ngasihnya trial and error atau coba-coba dulu akibatnya orang jadi resisten. Karena coba-coba, untuk deteksi dininya susah,” kata Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut, Jumat (23/2) di Aula Lantai IV RS M Djamil.
Ia merasa senang ketika Dr Andani (Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas) bersama RSUP M Djamil dan PT Crown Teknologi Indonesia membuat alat skrining deteksi dini bakteri. Dan menggunakan teknologi PCR atau biomolekuler.
“Dengan makin tersedianya PCR di laboratorium kesehatan masyarakat dalam dua tahun ke depan kemampuan kita mendeteksi dini dan skrining semakin bagus. Kita tetap menjaga orang sehat dan tidak usah sakit. Sehingga pendapatan per kapita kita meningkat. Sehingga di masa depan akan mewujudkan Indonesia menjadi negara maju,” ucap Menkes.
Ia mengatakan, produk tersebut berfungsi untuk mendeteksi dini dan skrining bakteri. Produksi buatan bangsa Indonesia ini terbuat dalam bentuk reagen cairan bahan baku yang digunakan mesin PCR. Gunanya untuk mendeteksi jenis bakterinya dan dia resisten dengan antibiotik alpa.
“Mudah-mudahan makin banyak diproduksi di Indonesia. Ke depannya kita sudah tidak tergantung pada negara-negara asing. Dan kami sangat merasa senang dan bangga atas produk yang dihasilkan ini,” tegasnya.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengatakan, Pemprov Sumbar memberikan apresiasi dengan terobosan dilakukan RSUP M Djamil dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan.
“Produk yang diluncurkan ini memberikan kemudahan dan kebermanfaatan dalam pelayanan kesehatan. Dengan adanya penelitian dan inovasi yang dilakukan ini akan memberikan kebaikan untuk kita semua,” ucapnya
Sementara Direktur Utama RSUP M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua menjelaskan produk Kit Diagnostik MRSA ini sebagai bentuk implementasi RSUP M Djamil menjadi rumah sakit yang mampu mengembangkan riset inovasi dan translasional untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien.
“Bahkan kami mendorong peningkatan kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Unand. Sehingga apa yang ditargetkan Kementerian Kesehatan dapat tercapai,” sebutnya.
Ia menargetkan menjelang akhir tahun 2024, kita 10 produk komersil. Dan pada awal tahun ini pihaknya sudah berhasil meluncurkan satu produk tahun ini. Yaitu deteksi Methicilin resisten staphylococcus aureus. Produk ini akan mempersingkat identifikasi MRSA dari 3-5 hari menjadi hanya 3-4 jam
“Deteksi MRSA adalah bagian pertama dari empat bagian yang direncanakan untuk pengembangan panel resistensi,” ucap Dovy.
Produk lain yang akan dirancang, sebut dokter subspesialis Fetomaternal itu adalah Deteksi ESBL, Deteksi Carbapenamase resisten, Deteksi Vankomisin resisten, Screening Ca Colon. Screening Ketuban Pecah Dini, Deteksi Def G6PDH kongenital, Deteksi Deep mikosis, Genotyping dengue, Identifikasi jenis kelamin.
“Semua produk ini tidak terlepas dari kolaborasi erat dengan Universitas Andalas dan PT Crown Teknologi Indonesia sebagai mitra industri,” paparnya.
Dovy berharap semua produk inovasi yang dikembangkan akan memberikan manfaat untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Usai kegiatan Menkes dan rombongan juga melakukan telusur lapangan dan meninjau langsung pengembangan laboratorium Stemcell RS M Djamil yang merupakan satu-satunya labor bank jaringan di luar pulau jawa dan yang ke 5 di Indonesia.
(Humas/Khairian)