Pernahkah Anda merasa kesemutan, mati rasa, atau bahkan kelemahan otot yang mengganggu aktivitas sehari-hari? Jika ya, ada kemungkinan kamu mengalami gangguan saraf. Untuk membantu mendiagnosis gangguan yang Anda alami, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Salah satunya dengan alat yang bernama elektromiografi (EMG).
“Pemeriksaan EMG merupakan pemeriksaan untuk memeriksa gangguan-gangguan saraf yang dialami pasien,” kata dokter spesialis neurologi dr Lidya Susanti SpN (K) MBiomed MPdKed di Ruang EMG Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT) RSUP Dr M Djamil, Rabu (23/10).
Ia menekankan banyak sekali gangguan yang bisa dilakukan pemeriksaannya di sini. Di antaranya kelemahan di kaki dan tungkai, kebas atau kesemutan yang dialami. Atau nyeri seperti nyeri pinggang yang menjalar sampai ke paha dan tungkai.
“Kita bisa juga melakukan pemeriksaan selain syaraf di tangan dan kaki. Misalnya pemeriksaan saraf mata atau disebut pemeriksaan visual evoked potensial (VEP). Juga bisa melakukan pemeriksaan saraf dari kepala hingga sumsum tulang (medula spinalis) atau pemeriksaan somatosensory evoked potential (SSEP),” ungkapnya.
Sebelum pemeriksaan ke EMG, tuturnya, pasien akan dirujuk oleh dokter spesialis selain neurologi. “Seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis ortopaedi (bedah tulang), dokter spesialis mata, dan dokter spesialis THT,” paparnya.
Dalam pemeriksaan ini tidak ada persyaratan khusus yang dilalui pasien. Hanya saja sebelum melakukan pemeriksaan, sebagai dokter akan menjelaskan apa prosedur yang dilakukan. “Walaupun alatnya hanya satu, tapi prosedurnya berbeda-beda. Dan ada mungkin prosedur yang cukup membuat tidak nyaman. Seperti ada rasa nyeri, rasa kebas dan kesemutan. Itu akan kami jelaskan di awal. Sehingga sewaktu pasien melakukan pemeriksaan di sini merasa lebih nyaman. Tentu saja hasil pemeriksaan lebih baik dan kesimpulannya bisa kita buat lebih baik,” ucapnya.
dr Lidya mengatakan sebagian besar pasien yang datang dengan keluhan nyeri pinggang. Kecurigaannya ada keterlibatan atau gangguan bagian saraf pasien tersebut. “Misalnya nyeri pinggang dengan rasa menjalar hingga ke paha atau kaki, kebas atau kesemutan,” ungkapnya.
Terbanyak kedua, sebutnya, pasien-pasien penyakit diabetes melitus yang mengalami gangguan saraf. Seperti ada kebas dan kesemutan di keempat anggota geraknya. “Kita bisa lakukan pemeriksaan di sini,” ucapnya.
Ia mengatakan selanjutnya pasien yang mengalami patah tulang yang setelah berhasil di operasi ternyata tangannya tidak bisa bergerak. Kemudian terasa kebas.”Ini bisa kita lakukan pemeriksaan apakah pada waktu mengalami kecelakaan tersebut ada gangguan saraf yang dialami oleh pasien tersebut,” sebut dr Lidya.
Selain itu, ungkap dr Lidya, ada juga dengan keluhan kebas di tangan, kebas di siku, kebas di lengan atau ada juga kelemahan dari kedua tungkai yang bertambah berat. “Jadi banyak sekali sebetulnya pemeriksaan yang bisa kita lakukan di sini,” tukasnya.(*)