RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit rujukan utama di wilayah Sumatera Barat selalu berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan. Khususnya dalam penanganan kasus-kasus kegawatdaruratan seperti serangan jantung akut, atau ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI).
“Hal ini selaras dengan pilot project yang saat ini kita canangkan, yaitu program Farmako Invasif Strategi Tatalaksana STEMI atau FASTEMI,” kata Plh Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian RSUP Dr M Djamil dr Kino SpJP (K) saat memberikan sambutan pada Seinar Tata Laksana STEMI Fokus pada FASTEMI di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Rabu (6/11).
Seminar yang diadakan oleh Diklat ini dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-60 dan HUT ke-71 RSUP Dr M Djamil. Menghadirkan narasumber dr Yose Ramda Ilhami SpJP (K) membahas tentang Diagnosis dan Terapi pada STEMI: Pendekatan Terbaru dan Praktik Terbaik.
dr Eka Fithra Elfi SpJP(K) membahas Membangun Networking ISTEMI di Sumatera Barat: Kolaborasi Antar Fasyankes untuk Pelayanan dan dr Isman Firdaus SpJP(K) FIHA FAsCC FAPSIC FESC FSCAI membahas Program FASTEMI: Implementasi dan Evaluasi Strategi Tatalaksana Infark Miokard Elevasi ST di Fasyankes. Dengan moderator Dr dr Tommy Daindes MKM SpJP SubSp Ar (K) FIHA.
Program FASTEMI ini, tuturnya, memiliki tujuan yang sangat strategis. Yaitu untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan kualitas penanganan pasien dengan STEMI. “Dalam program ini, kita berupaya agar pasien dengan STEMI bisa mendapatkan penanganan tepat waktu melalui strategi farmakologis dan intervensi invasif. Hal ini sangat krusial dalam upaya menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung yang masih tinggi di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat,” ucap dr Kino.
Oleh karena itu, dr Kino menekankan sosialisasi dan seminar ilmiah ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang andal dan siap menghadapi tantangan di lapangan. “Melalui diskusi dan pemaparan dari para ahli, kita harapkan para peserta dapat memperkaya pengetahuan, berbagi pengalaman, serta memahami prosedur dan protokol yang akan diterapkan dalam program FASTEMI ini,” harap dr Kino.(*)