Teknik laparoskopi yang semakin berkembang pesat memberikan banyak manfaat, baik bagi pasien maupun tenaga medis. Penguasaan teknik ini akan semakin meningkatkan kualitas layanan bedah dan memberikan dampak positif bagi percepatan transformasi kesehatan nasional.
“Workshop Laparoscopy Basic Advanced ini menjadi salah satu bentuk nyata komitmen kita bersama dalam mendukung pengembangan kompetensi ahli bedah di Indonesia, khususnya dalam penguasaan teknik laparoskopi,” kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS FISQua pada Workshop Laparoscopy Basic Advanced P2B2 PABI XXI di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan, Selasa (24/9).
Tema yang diangkat pada P2B2 PABI XXI kali ini yaitu “Peran Ahli Bedah dalam Transformasi Kesehatan Nasional”, sebut Dovy, relevan dengan kondisi saat ini. “Kita tidak kalah dengan negara lain. Termasuk kemajuan laparoskopi. Dan kita sudah mengetahui bagaimana manfaat laparoskopi ini pada bidang medis khususnya bedah.
Tentu hal ini sangat penting agar sejawat bisa menguasai ilmu laparoskopi ini. Termasuk salah satunya nanti adalah robotic surgery,” ucapnya.
Dovy juga memaparkan RSUP Dr M Djamil merupakan rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan dan rumah sakit terbesar di Sumatera Bagian Tengah. “Makanya kami melihat kebutuhan-kebutuhan laparoskopi yang akan menjadi sesuatu hal yang harus dipenuhi. Nantinya layanan kepada pasien lebih presisi,” ungkap dokter spesialis Fetomaternal ini.
Oleh karena itu, tutur Dovy, teman sejawat perlu dibekali dengan pelatihan-pelatihan laparoskopi. “Penguasaan laparoskopi ini akan meningkatkan kualitas layanan bedah dan memberikan dampak positif bagi percepatan transformasi kesehatan nasional,” harapnya.
Tentunya, sebut Dovy, melalui forum ilmiah ini, akan lahir inovasi dan terobosan baru di bidang ilmu bedah yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. “Para ahli bedah diharapkan untuk terus mengembangkan kompetensi dan memperluas wawasan di bidang ilmu bedah,” harap Dovy.
Direktur Kursus Dr dr Barlian Sutedja Sp B mengatakan workshop ini untuk ke-55 kali diadakan. Karena penting untuk pengembangan kompetensi dalam bedah laparoskopi. “Ini akan tetap kita terus lanjutkan. Karena hal ini penting untuk pengembangan bedah laparoskopi berkelanjutan,” tutur Dr dr Barlian.
Sementara Ketua Perhimpunan Bedah Endo-Laparoskopik Indonesia (PBEI) Dr Errawan Wiradisuria SpB KBD MKes mengatakan PBEI bekerja sama dengan PABI mengadakan worskhop laparoskopi ini untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi teman sejawat dalam hal bedah laparoskopi. “Diakui bedah laparoskopi kita ini sudah ketinggalan 20 tahun dengan negara-negara lain. Tapi nggak apa-apa. Lebih baik kita terlambat daripada tidak sama sekali,” tegasnya.
Bedah laparoskopi ini, sebut Dr Errawan, hampir semua rumah sakit di Indonesia sudah punya. Kecuali di daerah terpelosok. “Bedah laparoskopi ini memang diminati oleh para semua pasien. Tentu kita tidak melakukan bedah besar tapi dengan bedah minimal invasif,” tukasnya.
Diketahui, Worskhop Laparoscopy Basic Advanced ini merupakan rangkaian P2B2 PABI XXI yang dipusatkan di Kota Padang. Workshop tersebut berlangsung hingga 25 September. Usai workshop, diagendakan Simposium 26-28 September, Podium 26-27 September dan Gala Dinner pada 27 September. (*)